PM Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa, 29 Juli 2025/RMOL
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, tiba di Kompleks Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa pagi, 29 Juli 2025, untuk menghadiri Konsultasi Tahunan ke-13 antara Malaysia dan Indonesia bersama Presiden RI Prabowo Subianto.
Berdasarkan pantauan langsung RMOL, iring-iringan kendaraan resmi yang membawa PM Anwar memasuki gerbang utama Istana sekitar pukul 10.10 WIB.
Mobil limosin hitam yang ditumpanginya mendapat pengawalan ketat dari pasukan motor pengawal kepresidenan.
Di halaman istana, pasukan kehormatan telah berbaris rapi menyambut kedatangannya. PM Anwar yang turun dari mobil tampak mengenakan setelan jas biru tua dipadukan dengan peci hitam khas Melayu.
Ia disambut langsung oleh Presiden Prabowo Subianto yang menantinya di tangga istana.
Kedua pemimpin tampak saling berjabat tangan hangat sambil tersenyum dan melambaikan tangan ke arah para awak media yang telah menunggu sejak pagi.
PM Anwar kemudian diarahkan untuk berjalan di atas karpet biru, diiringi alunan musik dari marching band militer menuju serambi utama istana.
Setibanya di dalam, Presiden Prabowo memperkenalkan PM Anwar kepada jajaran pejabat tinggi negara yang turut menyambut, di antaranya Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Sekretaris Negara Prastyo Hadi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, serta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Herindra.
Usai prosesi penyambutan, kedua kepala pemerintahan menuju ruang Kresidensial Istana untuk sesi foto bersama. Tak berselang lama, keduanya melanjutkan agenda penting dengan menggelar pertemuan empat mata (tête-à-tête) di Ruang Jepara.
Agenda upaya pertemuan tersebut ialah Konsultasi Tahunan ke-13 antara Malaysia dan Indonesia, forum bilateral tingkat tinggi yang telah dilaksanakan secara bergiliran sejak tahun 2006.
Konsultasi ini menjadi wadah strategis bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan dan merumuskan kerja sama lintas sektor, termasuk perdagangan, investasi, penanganan isu perbatasan, ketenagakerjaan, pendidikan, serta keamanan dan stabilitas kawasan.