Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ratusan Anak TK Tiongkok Keracunan Timbal Gegara Sekolah Culas

JUMAT, 11 JULI 2025 | 09:34 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Lebih dari 200 siswa taman kanak-kanak di kota Tianshui, Tiongkok barat laut, terpapar racun timbal setelah dapur sekolah secara ilegal menggunakan cat industri sebagai pewarna makanan. 

Penemuan tersebut memicu kemarahan luas di negara yang selama ini bergulat dengan skandal keamanan pangan.

Pemerintah kota Tianshui mengonfirmasi bahwa 233 dari 251 murid di TK swasta Heshi Peixin tercatat memiliki kadar timbal darah yang abnormal. 


Sebanyak 201 anak saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit, sementara penyelidikan atas paparan berbahaya ini masih berlangsung.

Mengutip laporan media CCTV pada Jumat, 11 Juli 2025, delapan orang, termasuk kepala sekolah dan seorang investor sekolah, telah ditahan atas dugaan memproduksi makanan beracun dan berbahaya. 

Kepala sekolah tersebut diketahui mengizinkan dapur sekolah menggunakan pigmen cat berwarna sebagai bahan tambahan makanan demi menarik minat orang tua dan meningkatkan pendaftaran siswa.

“Mereka ingin menarik lebih banyak pendaftaran dan meningkatkan pendapatan dengan menyajikan makanan berwarna-warni,” kata seorang pejabat tinggi penegak hukum Tianshui.

Hasil uji laboratorium mengungkap bahwa dua sampel makanan yakni kue kukus kurma merah dan roti sosis jagung mengandung timbal lebih dari 2.000 kali lipat dari batas aman nasional.

Cat yang disita juga ditemukan memiliki label peringatan tidak untuk dikonsumsi.

Skandal ini memunculkan kemarahan publik yang meluas di media sosial Tiongkok. 

“Akuntabilitas yang serius harus dijaga dan isu keamanan pangan tidak boleh disepelekan. Jika menyangkut keselamatan jiwa anak-anak, hukuman berat harus dijatuhkan," tulis salah satu pengguna di platform Weibo.

Seorang ibu yang anaknya mengalami kadar timbal dalam darah mencapai 528 mikrogram per liter, jauh di atas ambang batas keracunan parah menurut standar nasional, mengaku kecewa dengan kurangnya transparansi pihak berwenang.

“Pikiran saya kosong. Saya tidak memikirkan kompensasi, saya hanya ingin anak saya sehat. Bagaimana mereka bisa mengalami keracunan seserius ini?" ujarnya.

Beberapa orang tua bahkan melaporkan bahwa mereka telah mencurigai kondisi kesehatan anak selama berbulan-bulan, namun keluhan mereka diabaikan. Banyak dari mereka akhirnya membawa anak ke kota besar Xi’an untuk menjalani tes independen.

Laporan media yang berafiliasi dengan People’s Daily menyebutkan bahwa 70 anak dari tes di Xi’an menunjukkan kadar timbal berlebih, dengan enam di antaranya masuk kategori keracunan parah.

Menanggapi skandal ini, Wali Kota Tianshui Liu Lijiang menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan segala upaya untuk memastikan perawatan, rehabilitasi, dan perlindungan jangka panjang bagi anak-anak.

“Kami akan menutup celah dalam pengawasan keamanan pangan dan meningkatkan kontrol di semua lembaga pendidikan,” ujarnya.

Skandal ini mengingatkan publik pada berbagai tragedi pangan sebelumnya di Tiongkok, termasuk insiden susu formula beracun tahun 2008 yang merenggut nyawa enam bayi dan menyebabkan lebih dari 300.000 anak jatuh sakit.

Pakar kesehatan publik Yanzhong Huang dari Council on Foreign Relations, AS, menilai bahwa kasus ini menunjukkan perlunya reformasi sistemik dalam regulasi keamanan pangan di Tiongkok.

“Transparansi yang lebih besar dan investigasi menyeluruh sangat penting. Jika tidak, kasus seperti ini dapat berkembang menjadi krisis kepercayaan publik,” tegas Huang.

Skandal keracunan timbal ini kini menjadi pengingat pahit bahwa keamanan anak-anak yang seharusnya menjadi prioritas mutlak, masih bisa dikorbankan demi keuntungan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya