Berita

Manga The Future I Saw karya Ryo Tatsuki/Net

Dunia

Ramalan Kiamat dari Manga Bikin Turis Takut ke Jepang

KAMIS, 03 JULI 2025 | 13:55 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Ramalan bencana dari sebuah manga lawas telah memicu kepanikan di kalangan wisatawan, terutama dari Hong Kong, hingga berdampak pada anjloknya jumlah turis ke Jepang dan pembatalan sejumlah penerbangan. 

Isu ini telah mencoreng rekor pariwisata Jepang, yang sebelumnya mencapai puncaknya pada April 2025 dengan 3,9 juta kunjungan dalam sebulan.

Namun data terbaru menunjukkan jumlah wisatawan dari Hong Kong mengalami penurunan drastis sebesar 11 persen pada Mei, setelah rumor seputar “ramalan kiamat” dari manga viral menyebar luas di media sosial. 


Hong Kong dikenal sebagai kota dengan populasi yang masih memegang kuat kepercayaan pada takhayul, menjadikan rumor tersebut cepat memicu kekhawatiran.

“Rumor tersebut berdampak signifikan,” ujar Steve Huen dari agen perjalanan Hong Kong EGL Tours, seperti dimuat Reuters pada Kamis, 3 Juli 2025.

Ia mengaku bisnis perusahaannya yang berhubungan dengan Jepang berkurang setengahnya.

“Diskon dan pengenalan asuransi gempa bumi telah mencegah perjalanan ke Jepang turun menjadi nol,” tambahnya.

Ramalan tersebut berasal dari manga berjudul The Future I Saw karya Ryo Tatsuki, yang awalnya terbit tahun 1999 dan kembali dirilis pada 2021. Manga ini sebelumnya menarik perhatian karena menggambarkan secara tepat bencana tsunami dan gempa besar yang melanda Jepang pada Maret 2011. 

Edisi terbarunya disebut-sebut memuat prediksi tentang bencana besar yang akan terjadi pada 5 Juli 2025, meski tidak secara eksplisit disebutkan.

Namun Tatsuki telah membantah keterkaitan manga-nya dengan ramalan apokaliptik.

“Saya bukan seorang nabi,” tegas Tatsuki dalam pernyataan resmi melalui penerbitnya.

Meski begitu, dampaknya telanjur terasa. Greater Bay Airlines, maskapai berbiaya rendah dari Hong Kong, pada Rabu mengumumkan pembatalan rute ke Tokushima, Jepang bagian barat, karena minimnya permintaan. Penerbangan akan dihentikan mulai September 2025.

Beberapa warga Hong Kong bahkan mengaku memilih menunda kunjungan ke Jepang. Salah satunya Branden Choi (28), yang biasanya rutin berlibur ke Negeri Sakura.

“Jika memungkinkan, saya mungkin menunda perjalanan saya dan pergi setelah bulan September,” ujarnya.

Senada dengan itu, Serena Peng (30), seorang wisatawan asal Seattle, AS, mengaku awalnya sempat khawatir usai membaca spekulasi soal ramalan bencana.

“Saya tidak terlalu khawatir sekarang, tetapi sebelumnya saya khawatir,” kata dia saat berkunjung ke kuil Senso-ji, Tokyo.

Sementara itu, para pakar gempa bumi menilai ketakutan ini tidak berdasar. Robert Geller, profesor seismologi di Universitas Tokyo yang telah meneliti sejak 1971, menegaskan bahwa prediksi gempa secara ilmiah tidak mungkin dilakukan.

“Tidak ada prediksi yang pernah saya alami dalam karier ilmiah saya yang mendekati kenyataan sama sekali,” ujarnya.

Meskipun Jepang memang berada di wilayah Cincin Api Pasifik dan dikenal sebagai salah satu negara paling rawan gempa di dunia, para ahli menekankan bahwa kepanikan akibat rumor semacam ini justru kontraproduktif.

Dalam sepekan terakhir, lebih dari 900 gempa kecil tercatat di wilayah selatan Kyushu, namun belum ada peringatan resmi terkait gempa besar dari badan meteorologi Jepang.

Hingga kini, pemerintah Jepang belum mengeluarkan tanggapan resmi atas spekulasi viral ini, sementara sektor pariwisata berharap situasi segera pulih seiring waktu dan logika meredakan ketakutan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya