Berita

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti/Ist

Nusantara

Mendikdasmen Sampaikan Tiga Pesan Hijrah Nabi dalam Membangun Peradaban

MINGGU, 29 JUNI 2025 | 06:16 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Tahun baru Islam 1447 hijriah merupakan momentum yang memiliki makna penting agar umat Islam selalu memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
  
Pesan itu disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dalam tausiyah refleksi peringatan tahun baru Islam 1447 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis, 26 Juni 2025.

Turut hadir Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, beberapa Menteri Kabinet Merah Putih, para Duta Besar negara sahabat, dan perwakilan Ormas Islam.
 

 
“Dikaitkan dengan peristiwa hijrahnya Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wasallam beserta para sahabat dari Makkah ke Madinah,  sebuah peristiwa  yang  secara historis merupakan tonggak penting   awal dari sejarah peradaban Islam  yang menjadi tonggak kemenangan dakwah Rasulullah Muhammad  sallallahu alaihi wasallam,” ucap Mu’ti.
 
Peristiwa hijrah menurut dia ialah memberikan pelajaran bagaimana Rasulullah membangun Yatsrib menjadi sebuah kota maju yang kemudian bernama Madinah. Sebuah kota yang juga bermakna kota peradaban yang diterangi oleh cahaya iman, diindahkan dengan cahaya akhlak, dan diperkuat dengan persaudaraan di antara sesama anggota masyarakat.
 
Abdul Mu’ti, yang juga Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengisahkan perjalanan panjang Rasulullah dan para sahabatnya saat memasuki Madinah  yang disambut dengan sukacita oleh penduduk Madinah tanpa setetes darah pun yang tumpah. 

Hal itu menggambarkan sukacita dan harapan yang luar biasa dari masyarakat Yatsrib tentang datangnya seorang pemimpin yang akan membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat di Madinah. 
 
Hal pertama yang dilakukan Rasulullah di Madinah adalah membangun masjid,  dimaknai sebagai membangun masyarakat baru, peradaban baru dengan fondasi iman, sebuah kekuatan spiritual yang merupakan bagian penting dan penentu perekat  umat manusia.
 
“Rasulullah Muhammad memberikan contoh bagaimana iman menjadi kekuatan yang mempersatukan, dan bagaimana iman menjadi kekuatan yang membawa kemajuan”, tandasnya.
 
Hal kedua, setelah membangun  masjid adalah membangun pasar. Mu’ti memaknai pentingnya membangun kekuatan ekonomi. Hal itu menunjukkan bagaimana kesejahteraan material tidak kalah pentingnya dengan kesejahteraan spiritual.
 
“Kesejahteraan material itu di dalam agama Islam bahkan dijamin sehingga beberapa ulama seperti Al-Ghazali  menyebut di antara tujuan dari syariat itu adalah hifdzul mal,  melindungi menjaga harta benda, yang harta benda itu beserta kepemilikannya tidak hanya menjadi bagian dari jaminan atas kesejahteraan manusia secara pribadi tapi juga menjadi bagian dari jaminan kehidupan yang damai dan kehidupan yang sejahtera di antara manusia,” urainya.
 
Lebih lanjut, ia menerangkan problem sosial terjadi karena kesenjangan ekonomi yang semakin menganga, dan keadilan ekonomi yang tidak tercipta dalam kehidupan suatu masyarakat, maka Rasulullah setelah membangun masjid berikutnya adalah membangun pasar.
 
Hal ketiga adalah membangun masyarakat dengan tata kelola kenegaraan yang bisa dipahami dari Piagam Madinah,  konstitusi yang menjadi tonggak  dan model sebuah sistem pemerintahan yang oleh Robert N Bellah dalam bukunya Beyond Belief disebut sebagai satu sistem ketatanegaraan yang melampaui zamannya.
 
“Kalau kita mendalami 47 pasal dalam Piagam Madinah itu paling tidak ada tiga pesan penting yang ada di dalamnya, kerukunan perdamaian akan tercipta apabila kita semua melakukan inklusi sosial, tidak ada diskriminasi, dan tidak ada kelompok yang dimarginalisasi,” ungkapnya.
 
Dalam Piagam Madinah yang secara jelas menyebut semua umat beragama, semua suku,  kabilah-kabilah yang berdiam di Madinah  menjadi sebuah kunci inklusi sosial. 

Menutup tausiyahnya, Mu’ti mengajak untuk bersama-sama senantiasa berusaha  memperbaiki kualitas diri  dan berusaha untuk memperbaiki kualitas kehidupan sosial,  kehidupan kebangsaan, dan kehidupan dunia dengan spirit hijrah. 
 
Menteri Agama yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dalam sambutannya menilai penting apa yang disampaikan Abdul Mu’ti, yaitu bagaimana menghayati hikmah di balik hijrah Rasulullah.
 
“Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Dr. K.H. Abdul Mu’ti  memberikan uraian hikmah 1 Muharam dengan begitu indah dan sangat komprehensif,” pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya