Berita

Ilustrasi/Moscow Times

Bisnis

Dihajar Tarif Trump, Bursa Saham Moskow Anjlok hingga Dua Triliun Rubel

SABTU, 05 APRIL 2025 | 13:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pasar saham Rusia tidak luput dari efek domino tarif besar-besaran yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS)  Donald Trump.

Dikutip dari Moscow Times, Sabtu 5 April 2025, nilai total perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Saham Moskow (MOEX) turun sebanyak 2 triliun Rubel (sekitar Rp397,7 triliun) hanya dalam dua hari.

Nilai pasar ini turun dari 55,04 triliun Rubel (sekitar 651,8 miliar Dolar AS) pada akhir perdagangan Rabu menjadi 53,02 triliun rubel (sekitar 627,9 miliar Dolar AS) pada Jumat, 4 April 2025.


Indeks MOEX Russia, yang mencerminkan kinerja 43 perusahaan publik terbesar di Rusia, turun 8,05 persen dalam seminggu terakhir. Ini menjadi penurunan mingguan paling parah sejak akhir September 2022, saat Rusia mengumumkan mobilisasi besar untuk perang di Ukraina.

Pada akhir perdagangan Jumat Waktu Moskow, saham beberapa perusahaan terbesar di Rusia anjlok. Sberbank turun 5,2 persen, Gazprom 4,9 persen, VTB 6 persen, Rosneft 3,9 persen dan Lukoil 4,6 persen. Mechel, perusahaan baja dan batu bara, turun lebih dari 7 persen, maskapai Aeroflot turun 4,8 persen, dan produsen gas Novatek turun 5,4 persen.

"Kita sedang menyaksikan krisis besar yang sedang berkembang," kata Yevgeny Kogan, seorang bankir investasi dan profesor di Sekolah Tinggi Ekonomi Moskow.

Lembaga keuangan J.P. Morgan memperkirakan kemungkinan resesi global meningkat menjadi 60 persen akibat kebijakan tarif Trump.

Tarif tersebut membuat harga bahan mentah turun drastis. Harga minyak Brent misalnya, turun 12 persen hanya dalam dua hari dan sempat menyentuh 64,06 Dolar AS per barel,  harga terendah sejak April 2021. Harga tembaga juga turun hingga 11 persen pada periode yang sama.

Pasar saham AS di  Wall Street juga terpukul. Indeks S&P 500 turun lebih dari 10 persen dalam tiga hari terakhir. Di Eropa, bursa saham turun 4-5 persen pada hari Jumat, setelah China membalas kebijakan Trump dengan mengenakan tarif 34 persen atas semua produk dari AS.

"Dampak dari perang dagang global, seperti turunnya harga energi, naiknya biaya impor, dan tekanan inflasi, akan sangat berdampak bagi Rusia. Negara ini sangat bergantung pada ekspor komoditas," kata Yelena Kozhukhova, analis dari Veles Capital di Moskow.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya