Menteri Agama (Menag) Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar/Ist
Akademisi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Muhammad Aras Prabowo memberikan apresiasi besar terhadap kinerja Menteri Agama (Menag) Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar.
Menurutnya KH Nasaruddin Umar, yang juga dikenal sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, membawa pengalaman panjang dalam pengelolaan keagamaan dan advokasi kerukunan umat beragama di Indonesia.
“Di bawah kepemimpinannya, Kementerian Agama (Kemenag) telah berhasil menunjukkan kinerja yang signifikan, terutama dalam memperkuat pelayanan masyarakat, mempercepat pengelolaan haji dan umrah, serta memperkuat program moderasi beragama,” kata Aras dalam keterangannya yang diterima redaksi, Selasa, 28 Januari 2025.
Lanjut dia, hasil survei terbaru Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) bertajuk “Survei 100 Hari Kerja: Performa Kinerja Pemerintah dan Dinamika Sosial dan Politik Nasional” merupakan bentuk pengakuan publik terhadap dedikasi dan komitmen Nasaruddin Umar.
“Sebagai seorang akademisi dan tokoh agama, Nasaruddin Umar memiliki pemahaman mendalam tentang tantangan kerukunan di tengah keberagaman Indonesia. Kinerjanya mencerminkan pendekatan yang humanis, progresif, dan penuh empati dalam melayani umat,” ungkapnya.
Dalam 100 hari pertama, Nasaruddin Umar memprioritaskan beberapa agenda utama yang dianggap berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pelayanan keagamaan, di antaranya:
Digitalisasi Layanan Haji dan Umrah: Kemenag berhasil mempercepat proses transformasi digital, yang mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi dan layanan terkait haji dan umrah. Inisiatif ini mencakup sistem pendaftaran berbasis daring dan transparansi data calon jamaah.
Moderasi Beragama: Program moderasi beragama menjadi fokus utama untuk memperkuat harmoni dan toleransi di tengah keberagaman. Nasaruddin Umar secara aktif mendorong dialog lintas agama dan mempromosikan nilai-nilai inklusivitas di berbagai lini masyarakat.
Penguatan Pendidikan Keagamaan: Dalam rangka mendukung pendidikan berbasis nilai, Kemenag telah meningkatkan dukungan kepada madrasah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi keagamaan. Anggaran tambahan juga dialokasikan untuk membangun infrastruktur dan pelatihan bagi guru agama.
Muhammad Aras Prabowo menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat dalam memperkuat program-program Kemenag
“Sebagai akademisi, kami mendukung penuh langkah-langkah progresif yang telah diambil Nasaruddin Umar. Program moderasi beragama dan digitalisasi layanan merupakan contoh nyata bagaimana kebijakan pemerintah dapat menyentuh kebutuhan masyarakat secara langsung,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya konsistensi dan keberlanjutan program-program Kemenag.
“Dalam konteks keagamaan, tantangan tidak hanya datang dari internal umat, tetapi juga dari eksternal. Oleh karena itu, visi jangka panjang Nasaruddin Umar untuk menciptakan harmoni lintas agama patut diapresiasi,” bebernya.
Melihat capaian 100 hari ini, Aras Prabowo berharap Kemenag terus meningkatkan kinerjanya dalam memperluas akses pendidikan keagamaan berbasis teknologi; meningkatkan peran agama sebagai katalis dalam membangun harmoni sosial; dan memperkuat hubungan dengan komunitas internasional dalam isu-isu lintas agama.
“Kami yakin bahwa dengan sinergi yang baik, nilai-nilai agama dapat menjadi fondasi yang kokoh untuk membangun masyarakat yang adil, makmur, dan damai,” pungkasnya.