Berita

Direktur Merah Putih Stratejik Institut (MPSI), Noor Azhari/Ist

Politik

Pagar Laut di Pesisir Tangerang Ancam Kedaulatan Negara

SELASA, 14 JANUARI 2025 | 16:30 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Pembangunan pagar laut sepanjang lebih dari 30 kilometer di pesisir Tangerang dinilai telah melanggar Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). Indonesia telah meratifikasi UNCLOS melalui UU No 17/1985.

Direktur Merah Putih Stratejik Institut (MPSI), Noor Azhari menyebut bahwa pembangunan itu dilakukan tidak sesuai dengan prosedur penanganan abrasi, sedimentasi, maupun erosi. Menurut dia, semestinya dilakukan melalui pengerukan, bukan dengan pembuatan pagar laut.

“Pagar laut di pesisir Tangerang ini tidak hanya melanggar kaidah internasional, tetapi juga berpotensi mengancam kelestarian lingkungan dan kedaulatan wilayah pertahanan negara. Ini jelas pelanggaran serius yang tidak boleh dibiarkan,” ujar Noor Azhari kepada RMOL, Selasa, 14 Januari 2025.

Ia menilai alasan yang dikemukakan oleh segelintir pihak, yang mengaku sebagai nelayan, bahwa pagar laut dibangun untuk melindungi dari abrasi, sedimentasi, dan erosi, atau bahkan digunakan sebagai keramba nelayan, adalah sangat ganjil.

“Secara logika dan teknis, pagar laut ini tidak efektif dan justru kontraproduktif. Mengapa pagar laut sepanjang itu dibangun? Pengerukan adalah solusi ilmiah yang jauh lebih tepat,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti potensi pelanggaran di sektor pertahanan akibat proyek tersebut. Pagar laut yang membentang panjang ini dianggap mengganggu akses dan strategi pertahanan negara di wilayah pesisir.

“Pesisir adalah wilayah strategis bagi pertahanan negara. Jangan sampai ada celah yang mengancam sistem keamanan nasional kita hanya karena proyek yang didasari oleh dalih ganjil dan tidak masuk akal,” tegasnya.

Noor Azhari meminta Presiden Prabowo Subianto untuk segera turun tangan dan memerintahkan aparat penegak hukum guna menginvestigasi pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pembangunan pagar laut tersebut.

“Presiden harus memberikan instruksi tegas kepada aparat hukum untuk melakukan investigasi mendalam. Jangan sampai proyek ini hanya menjadi isu yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan bisnis semata,” tambah Noor.

Menurutnya, ada aroma kepentingan bisnis di balik proyek ini yang harus diwaspadai.

“Kita tidak boleh membiarkan wilayah laut kita dijadikan alat permainan para penjajak keuntungan bisnis yang mengabaikan kepentingan bangsa dan negara,” ungkapnya.

Noor Azhari menegaskan bahwa proyek ini tidak hanya merugikan lingkungan, tetapi juga mengancam keberlanjutan hidup nelayan sejati yang menggantungkan hidupnya pada ekosistem laut yang sehat.

“Pembangunan pagar laut seperti ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mengorbankan kepentingan bersama. Kita harus menjaga laut kita dengan bijak, berdasarkan prinsip keberlanjutan, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu,” pungkas dia.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya