Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Ist
Pemerintah menargetkan untuk menurunkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) ke angka 4 di tahun 2028 sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi investasi di Indonesia.
Target ini akan dicapai melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang memiliki tingkat efisiensi tinggi, seperti di Weda Bay.
Dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, ICOR Indonesia tercatat masih berada di angka 6,33 pada 2023. Semakin besar ICOR, maka semakin mahal investasi.
Airlangga mengungkapkan, kawasan ekonomi khusus menjadi prioritas utama dalam mencapai target ICOR 4. Pasalnya, tingkat efisiensi investasi di kawasan tersebut lebih tinggi dibandingkan daerah perekonomian umum.
Airlangga mencontohkan KEK lain yang berbasis industri seperti Kendal dan Batang sebagai potensi untuk mendorong efisiensi investasi.
Di luar itu, katanya, kawasan berbasis pariwisata juga dianggap sebagai quick win, meskipun masih terkendala dengan infrastruktur transportasi udara.
"Basis pariwisata yang paling penting angkutan udara, nah angkutan udara ini yang harus diselesaikan karena kapasitas kita pre dan post Covid-19 itu beda jumlah pesawat yang dipakai," kata Airlangga dalam keterangannya, Senin 13 Januari 2024.
Selain KEK, pemerintah juga terus mengembangkan hilirisasi sektor mineral yang mendukung ekosistem energi terbarukan dan kendaraan listrik (EV).
Ekspor produk nikel Indonesia telah meningkat pesat dari 4 miliar Dolar AS pada 2017 menjadi 33,52 miliar Dolar AS, atau naik 745 persen.
Indonesia juga tengah menjajaki aliansi mineral strategis dengan negara-negara seperti Australia, Kanada, dan AS.
"Saya pikir dengan situasi saat ini, dunia tidak mampu untuk tidak melibatkan Indonesia dalam mineral penting. Karena kita adalah salah satu pemain terbesar di dunia," pungkasnya.