Berita

Nippon Steel/Reuters

Bisnis

Akuisisi Diblokir, Nippon dan US Steel Gugat Joe Biden

SELASA, 07 JANUARI 2025 | 15:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Nippon Steel, perusahaan baja terkemuka Jepang, bersama dengan US Steel, mengajukan gugatan hukum terhadap Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan pejabat senior lainnya setelah Biden memblokir proses akuisisi.

Dalam gugatannya, kedua perusahaan menuding Biden menggunakan pengaruh politik untuk menghentikan kesepakatan senilai 14,9 miliar Dolar AS tersebut dengan alasan keamanan nasional. 

Nippon Steel menilai tindakan ini melanggar hukum dan meminta pengadilan membatalkan keputusan Presiden serta menginstruksikan Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) untuk meninjau ulang keputusan tersebut.


CFIUS adalah panel antarlembaga di AS yang meninjau investasi asing untuk memastikan tidak ada ancaman terhadap keamanan nasional. Nippon Steel berpendapat bahwa proses peninjauan yang dilakukan CFIUS melanggar hak konstitusional atas proses hukum yang wajar, seperti meminta tanggapan dalam waktu yang terlalu singkat dan tidak memberikan diskusi substantif atau masukan tertulis.

Nippon Steel menuduh Biden menggunakan isu keamanan nasional untuk kepentingan politik dalam pemilu 2024 dengan tujuan mendapat dukungan dari serikat pekerja baja AS, United Steelworkers (USW).

Selain menggugat pemerintah AS, Nippon Steel dan U.S. Steel juga mengajukan gugatan perdata terhadap Cleveland-Cliffs, perusahaan baja terbesar kedua di AS, beserta CEO-nya Lourenco Goncalves dan Presiden USW David McCall. 

Tuduhan meliputi praktik monopoli dan anti persaingan serta pemerasan dan penyebaran kebohongan publik sebagai upaya untuk menghalangi akuisisi Nippon Steel dengan kampanye ilegal untuk mengontrol pasar baja domestik.

Pemerintah Jepang ikut bereaksi atas keputusan Biden.

Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyatakan bahwa keputusan ini memicu kekhawatiran di kalangan industri Jepang tentang masa depan investasi dengan AS.

Menteri Ekonomi Yoji Muto menyebut keputusan tersebut "disesalkan dan sulit dipahami" serta mendesak AS untuk meredakan kekhawatiran tersebut demi menjaga hubungan ekonomi bilateral yang kuat.

Kasus ini mau tidak mau telah menciptakan ketegangan diplomatik antara AS dan Jepang, mengingat pentingnya hubungan ekonomi kedua negara.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya