Berita

Pejalan kaki menunggu untuk menyeberang jalan di persimpangan dekat pameran indeks saham di Shanghai, China/Reuters

Bisnis

Arus Modal China Capai Rekor Tertinggi Pasca Kemenangan Trump

Laporan: Muhamad Hakim Kaffah
SELASA, 17 DESEMBER 2024 | 16:35 WIB

Pada November 2024, arus keluar dari pasar modal China mencatatkan rekor tinggi sebesar 45,7 miliar Dolar AS. Angka ini terungkap setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS yang mengguncang pasar global. 

Data resmi menunjukkan, penerimaan lintas batas investasi portofolio mencapai 188,9 miliar Dolar AS, sementara pembayaran mencapai 234,6 miliar Dolar AS, menghasilkan defisit terbesar yang pernah tercatat.

Defisit ini mencerminkan penurunan kepercayaan investor, meskipun China telah mengeluarkan kebijakan stimulus untuk mengatasi krisis properti, melemahnya konsumsi, dan ancaman deflasi. 


Dan meskipun kebijakan pemerintah sempat menggerakkan pasar saham China, reli tersebut mulai meredup, dan Yuan terdepresiasi terhadap Dolar AS akibat ancaman tarif yang dikeluarkan Trump.

Menurut BNP Paribas, kelanjutan pemulihan ekonomi China pada 2025 bergantung pada kecepatan implementasi kebijakan stimulus dan dampak kebijakan tarif AS. Dalam pertemuan pekan lalu, pemerintah China berkomitmen untuk meningkatkan defisit anggaran, menerbitkan lebih banyak utang, dan melonggarkan kebijakan moneter guna merangsang ekonomi.

Sementara itu, data dari Bank Sentral China menunjukkan penurunan kepemilikan obligasi domestik oleh investor asing untuk bulan ketiga berturut-turut. Hal ini mencerminkan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi China meskipun berbagai langkah stimulus telah diumumkan.

Arus keluar modal juga tercatat pada pasar saham dan obligasi China. Goldman Sachs memperkirakan arus keluar devisa China pada November mencapai 39 miliar  Dolar AS, lonjakan signifikan dari 5 miliar Dolar AS pada Oktober.

Faktor utama yang mendorong arus keluar ini adalah Skema Stock Connect, yang memungkinkan investor asing membeli saham China melalui Hong Kong.

Dengan defisit yang semakin melebar, Beijing kini menghadapi tantangan besar untuk mengembalikan kepercayaan investor dan memastikan stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya