Berita

Bank Pembangunan Asia (ADB)/Net

Bisnis

Efek Kebijakan Ekonomi Trump akan Dirasakan Negara Berkembang Asia pada 2026

RABU, 11 DESEMBER 2024 | 11:01 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan bahwa negara-negara berkembang di Asia akan merasakan dampak material dari kebijakan Presiden AS Donald Trump, setidaknya setelah setahun masa jabatannya.

Dalam laporan utama Asian Development Outlook yang dirilis pada Rabu 11 Desember 2024, pemberi pinjaman multilateral tersebut mengangkat tiga bidang utama dalam kebijakan Trump, yaitu perdagangan, imigrasi, dan kebijakan fiskal, dengan mengatakan bahwa dampaknya akan terasa mulai tahun 2026, setelah perubahan tersebut berlaku.

“Berdasarkan [skenario] dasar, dampak gabungan dari usulan kebijakan utama Presiden terpilih Trump tidak akan berdampak signifikan terhadap negara berkembang di Asia pada tahun 2024 dan 2025,” kata ADB, seperti dimuat Nikkei Asia.

"Dampak tarif baru terhadap impor AS dan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif di AS diperkirakan tidak akan berdampak terhadap negara berkembang di Asia selama jangka waktu perkiraan laporan ini, dengan asumsi bahwa keduanya akan berlaku mulai tahun 2026 dan seterusnya," lanjutnya.

Laporan terbaru ADB mencakup proyeksi ekonomi hingga tahun 2025.

ADB mencatat bahwa kebijakan perdagangan Trump, yang ditegaskan oleh janji kampanye tentang tarif besar hingga 60 persen atas impor dari Tiongkok dan 10-20 persen dari negara lain, merupakan "titik awal" untuk negosiasi, bukan target kebijakan, dengan harapan bahwa hal ini kemungkinan akan dilaksanakan pada kuartal ketiga tahun 2025.

Bank yang berkantor pusat di Manila itu juga memproyeksikan skenario risiko bahwa jika Trump benar-benar menerapkan tarif hingga 60 persen untuk impor dari Tiongkok dan tarif 10 persen untuk mitra dagang lainnya, negara-negara lain ini akan "melakukan balasan" dengan mengenakan tarif 10 persen untuk impor AS.

Di bawah skenario kebijakan agresif ini, ADB mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Asia Timur akan menurun karena hubungan dagang yang kuat dengan Tiongkok. 
Pada saat yang sama, Asia Selatan dan Asia Tenggara akan diuntungkan karena persaingan dagang AS-Tiongkok membuka peluang karena pengalihan perdagangan dan relokasi produksi.
"Mencerminkan efek heterogen ini di seluruh perekonomian, dampak kumulatif keseluruhan terhadap pertumbuhan di negara-negara berkembang Asia tidak termasuk Republik Rakyat Tiongkok sedikit positif," kata laporan itu.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

UPDATE

Minta Maaf, Dirut Pertamina: Ini Tanggung Jawab Saya

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:37

Perempuan Bangsa PKB Bantu Korban Banjir di Bekasi

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:33

Perang Tarif Kian Panas, Volkswagen PHK Ribuan Karyawan

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:25

Kabar Baik, Paus Fransiskus Tidak Lagi Terkena Serangan Pneumonia Ganda

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:23

Pertamina: Harga Avtur Turun, Diskon Pelita Air, Promo Hotel

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:23

Rumah Diobok-obok KPK: Apakah Ini Ujung Karier Ridwan Kamil?

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:12

Tenaga Ahli Heri Gunawan Hingga Pegawai Bank BJB Dipanggil KPK

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:06

KPK: Ridwan Kamil Masih Berstatus Saksi

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:47

Raja Adil: Disembah atau Disanggah?

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:45

Buntut Efisiensi Trump, Departemen Pendidikan PHK 1.300 Staf

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:41

Selengkapnya