Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mempersiapkan integrasi Kereta Api (KA) Bandara Soekarno Hatta dengan LRT Jabodebek.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyebut integrasi ini untuk mempermudah akses masyarakat dari pusat kota Jakarta menuju Bandara Soetta.
Menurutnya, pihaknya sedang memetakan titik-titik yang memungkinkan kedua moda transportasi ini terhubung. Meskipun belum ada jadwal pasti, Dudy berharap integrasi ini dapat segera terwujud dalam waktu dekat.
"Kami sedang mengkaji titik mana yang memungkinkan untuk disambungkan. Kami harap bisa segera terlaksana," ujar Dudy di Jakarta, dikutip Senin, 9 Desember 2024.
Saat ini, LRT Jabodebek telah terhubung dengan Stasiun Dukuh Atas melalui jembatan penyeberangan multiguna yang menghubungkan ke Stasiun KRL Sudirman. Namun, bagi penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan dengan KA Bandara, mereka masih harus berjalan beberapa meter menuju Stasiun BNI City.
Dengan adanya integrasi antara kedua moda transportasi ini, penumpang bisa berpindah antar moda tanpa harus berjalan jauh, yang tentunya akan meningkatkan kenyamanan dan efisiensi perjalanan.
Rencana penghubungan ini sebelumnya juga disampaikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Menurut Erick, memastikan konektivitas yang optimal antara KA Bandara dan LRT Jabodebek sangat penting agar penumpang bisa berpindah dengan lancar dari satu moda transportasi ke moda lainnya.
"Konektivitas yang lebih baik akan memudahkan penumpang langsung terhubung ke pusat kota," jelas Erick.
KAI Group mencatatkan angka penumpang yang signifikan pada periode Januari-November 2024, dengan total mencapai lebih dari 421 juta penumpang.
Moda transportasi yang paling banyak digunakan adalah KRL Commuter Line, dengan 341 juta penumpang, diikuti oleh KA Jarak Jauh, LRT Jabodebek, dan KA Bandara. Data ini mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap kereta api sebagai pilihan utama transportasi di Jabodetabek.
Dengan segera terhubungnya KA Bandara dan LRT Jabodebek, mobilitas masyarakat Jakarta akan semakin mudah dan cepat.
Pengintegrasian kedua moda transportasi ini diharapkan akan mempercepat perjalanan menuju pusat kota serta mengurangi kemacetan di jalan raya. Langkah ini menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat konektivitas transportasi publik di ibu kota, sekaligus meningkatkan kualitas layanan bagi masyarakat.