Menurunnya permintaan dan ketegangan geopolitik di Suriah akibat kudeta terhadap Presiden Bashar Al Assad ikut mendongkrak harga minyak yang naik tipis pada perdagangan Asia, Senin 9 Desember 2024.
Dikutip dari Investing, harga minyak mentah Brent naik 0,3 persen menjadi 71,34 Dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,3 persen menjadi 67,20 Dolar AS per barel.
Harga minyak sedikit terdongkrak oleh kesepakatan OPEC+ untuk memperpanjang pemangkasan pasokan hingga setidaknya April 2025. Kelompok tersebut akan merilis laporan bulanannya pada Rabu 11 Desember 2024.
Minggu lalu harga minyak mentah turun akibat kekhawatiran akan rendahnya permintaan, meskipun hal ini diredakan oleh meningkatnya ketegangan antara Israel dan Lebanon yang membuat sejumlah premi risiko tetap berlaku. Situasi di Suriah diperkirakan akan memperburuk tren ini.
Pasukan pemberontak Suriah merebut ibu kota Damaskus setelah 13 tahun perang saudara, sementara laporan mengatakan Al-Assad telah melarikan diri ke Rusia.
Penggulingan mendadak Al Assad oleh kelompok yang sebagian didukung oleh Turki dan memiliki hubungan mendalam dengan sekte Islam Sunni, membatasi pijakan Iran di Timur Tengah, dan juga dapat menyebabkan Rusia kehilangan pangkalan angkatan laut di Mediterania.
Namun, para pedagang kini mengamati perubahan rezim yang akan terjadi di Suriah dan Timur Tengah, terutama di bidang produksi minyak.
Sementara produksi minyak Suriah hampir seluruhnya terkikis oleh perang saudara yang berlangsung lama, produksi dapat meningkat di bawah pemerintahan yang lebih moderat.