Berita

Dindin Bandarudin/Ist

Publika

Kemenangan Andra Soni Bukan Anomali

Oleh: Dindin Bandarudin*
SENIN, 02 DESEMBER 2024 | 02:13 WIB

BERDASARKAN proses hitung cepat atau quick count, lembaga survei mencatatkan kemenangan pasangan Andra Soni dan Dimyati Natakusumah atas pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten 2024.

Keunggulan pasangan Andra-Dimyati dalam kontestasi Pilkada Banten dianggap sebagai kejutan luar biasa karena diluar perkiraan sejumlah kalangan.

Bahkan kemenangan Andra dalam versi hitungan cepat oleh banyak pihak dan terutama pemerhati politik disebut sebagai anomali.
 

 
Bukan Anomali

Anomali dalam sudut pandang definisi merupakan suatu hal yang melenceng dari kebiasaan dari pola atau tren yang diharapkan terjadi. 

Dalam konteks perhelatan pilkada, biasanya kandidat paling populer dan paling kuatlah yang akan memenangkan kontestasi. 

Kata biasanya sengaja saya garistebalkan untuk mengingatkan siapapun bahwa hal-hal diluar kebiasaan sangat mungkin terjadi di dunia ini, tidak terkecuali dalam pilkada. 

Keajaiban dalam hidup, keanehan-keanehan, atau kejadian diluar dugaan, baik yang menyenangkan atau memilukan, baik dialami oleh individu maupun masyarakat, merupakan bagian dari pattern probability (probabilitas pola). 

Yakni suatu ruang abstrak yang menyediakan kemungkinan-kemungkinan yang mendukung manusia untuk menciptakan dan mewujudkan sesuatu. 

Kemungkinan-kemungkinan itu, sifat dan jumlahnya bisa tak terhingga (singular). Sedangkan kepastian-kepastian justru bersifat sangat sedikit. 

Artinya memastikan kemenangan bagi salah satu paslon merupakan pola minoritas. Sedangkan membuka kemungkinan bagi kemenangan pihak manapun mewakili pola mayoritas. 

Dengan lain perkataan bahwa kemenangan Andra adalah suatu peristiwa dalam ruang demokasi yang probabilitasnya justru sangat besar. Lantas dimana letak anomalinya? 

Katakanlah bila yang disebut anomali atau ketidakwajaran sebagaimana disebut oleh beberapa pengamat itu terletak pada aspek popularitas dan elektabilitas maka dengan sendirinya kata anomali ini tidak lagi berlaku dalam ruang probabititas sosial yang sifatnya singular. 

Mengingat kata popularitas dan elektabilitas sesungguhnya hanya bagian kecil dari ratusan bahkan ribuan aspek-aspek lain yang juga menentukan. 

Misalnya sebut saja dari sudut pandang latarbelakang Andra Soni. Ia berasal dari rakyat jelata. Ia bukan keturunan menak yang hidupnya serba enak.

Ia pernah ikut bersama orangtuanya yang menjadi TKI di Malaysia. Ia juga pernah menjadi kurir untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kuliahnya semaja remaja. Ia berjuang lama memperbaiki nasib dari bawah sebelum benar-benar terjun ke dunia politik. 

Rekam jejak semacam itu juga menjadi pengetahuan umum bagi warga Banten. Pengetahuan itu dijadikan semacam pertimbangan, harapan serta keinginan akan lahirnya pemimpin Banten yang berasal dari kalangan rakyat biasa yang tidak berjarak dengan rakyatnya. 

Nah harapan serta keinginan rakyat Banten terhadap lahirnya pemimpin yang berproses dari kalangan rakyat biasa ini menjadi salah satu probabilitas yang cukup menentukan, yang bisa saja berada diluar jangkauan aspek popularitas maupun elektabilitas.
 
Jadi diksi anomali yang bertebaran seantero media pemberitaan merupakan kata yang menganggu. 

Rakyat Banten punya hati, punya pikiran, punya kesadaran dan secara kohesif sudah menjatuhkan amanah terhadap Andra Soni untuk menjadi pemimpinnya. 

Dengan lain perkataan bahwa harapan rakyat, kehendak rakyat, dan pilihan rakyat Banten tidak bisa secara serampangan dikatakan sebagai peristiwa yang melenceng (anomali). 

Karena didalam bilik suara, terdapat jaminan kerahasiaan 100 persen sehingga hanya sang pemilih dan Tuhan saja yang tahu. Karenanya sama sekali tidak bisa disebut sebagai anomali, kumaha mimitina.


*Penulis adalah warga Banten/Staf DPR RI Fraksi Gerindra

 

    



Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya