Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Program Hilirisasi Nikel Jauh Lebih Pesat Dibandingkan Bauksit, Bahlil Ungkap Alasannya

SABTU, 30 NOVEMBER 2024 | 07:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kecepatan program hilirisasi nikel jauh lebih pesat dibandingkan dengan hilirisasi bauksit. 

Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, investasi smelter bauksit masih sepi karena banyaknya pengusaha sektor pertambangan yang lebih memilih mengekspor komoditas mineral tersebut dalam format barang mentah.

"Memang saya akui bahwa kecepatan hilirisasi nikel jauh lebih cepat daripada bauksit," kata Bahlil di Jakarta, Jumat 28 November 2024. 

Ia pun menegaskan Kementerian ESDM akan menata kembali percepatan program hilirisasi bauksit. 

Salah satu upayanya adalah dengan memperkuat pembiayaan yang saat ini tengah ditata.

"Kita mendorong agar percepatan, mungkin salah satu di antaranya pembiayaan kali ya. Karena itu kita lagi menata," ujarnya.

Bahlil juga akan  mengundang dan mengajak para pelaku industri di sektor pengolahan atau pemurnian (smelter) bauksit untuk segera melakukan percepatan hilirisasi.

"Saya akan undang nanti teman-teman dari pelaku usaha yang berurusan daripada smelter bauksit untuk bisa kita lakukan percepatan," katanya. 

Bahlil mengatakan,  investor smelter bauksit tidak menutup kemungkinan akan berbentuk konsorsium. “Semuanya bisa ada kemungkinan, maka nanti kita dapat tahu strukturnya,” imbuhnya. 

Sebelumnya, Bahlil mengatakan, berdasarkan pengalamannya sebagai pengusaha, banyak pelaku industri yang enggan berinvestasi lebih mahal guna memberikan nilai tambah terhadap produk yang dijualnya.

“Itu strategi pengusaha. Saya kan mantan pengusaha. Tidak ada sebuah negara di dunia ini yang mempunyai sumber daya alam (SDA) dari negara berkembang menjadi negara maju tanpa ada proses nilai tambah,” ujarnya pada Rabu, 27 November 2024. 

Menurutnya, dengan memacu hilirisasi SDA, Indonesia dapat keluar dari jebakan ekspor barang mentah.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya