Berita

Kuasa hukum Tom Lembong, Ari Yusuf Amir dan tim dalam sidang praperadilan Tom Lembong/RMOL

Hukum

Ini Deretan Alasan Penetapan Tersangka Tom Lembong Layak Dibatalkan

SENIN, 25 NOVEMBER 2024 | 12:52 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan kembali menggelar sidang gugatan praperadilan mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong (TTL) alias Tom Lembong, pada Senin, 25 November 2024.

Adapun, agenda sidang hari ini adalah pembacaan kesimpulan dari kedua belah pihak.

Kuasa hukum Tom Lembong, Ari Yusuf Amir, dalam sidang tersebut mengungkap sejumlah alasan bahwa penetapan tersangka kliennya harus dibatalkan. 


Pertama, Kejagung tidak memberikan kesempatan Tom Lembong untuk menunjuk pengacaranya sendiri saat ditetapkan tersangka. 

Padahal memilih penasehat hukum sendiri adalah hak dasar yang harus dipenuhi oleh penyidik dalam setiap proses pemeriksaan. 

“Sebagaimana amanat Pasal 54 dan 55 KUHAP. Faktanya hal itu dilanggar oleh Termohon. Sebagaimana keterangan tertulis Pemohon (Principal) yang disampaikan pula secara daring dalam persidangan, bahwa Termohon tidak memberikan kesempatan yang layak dan patut bagi Pemohon untuk memutuskan menunjuk penasihat hukumnya sendiri,” kata Ari. 

Selain itu, Ari juga menyebut bahwa dalam kasus yang menjerat kliennya itu tidak terpenuhinya dua alat bukti yang sah dalam penetapan tersangka.

“Syarat dua alat bukti yang relevan untuk menetapkan TTL sebagai tersangka tidak bisa dipenuhi oleh Termohon/Penyidik. Bukti tersebut adalah adanya kerugian keuangan negara sebagai inti delik yang harus berdasarkan audit lembaga yang berwenang, dalam hal ini adalah audit yang dilakukan BPK,” urainya. 

Selanjutnya, Ari mempersoalkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) diterima tersangka lebih dari 7 hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah Penyidikan (Sprindik). 

“Fakta bahwa Pemohon baru tahu adanya Sprindik 3 Oktober 2023 melalui Surat Pemberitahuan Penyidikan Perkara Tindak Pidana Korupsi No. R-3163/F.2/Fd.2/10/2024 tertanggal 29 Oktober 2024, sama sekali tidak terbantahkan,” tuturnya.

Hal tersebut, kata Ari, secara nyata bertentangan dengan Putusan MKRI Nomor 130/PUU-XIII/2015, yang mengamanatkan bahwa Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) harus sudah diterima terlapor/tersangka, paling lambat tujuh hari setelah diterbitkannya Surat Perintah Penyidikan (Sprindik).

Kemudian, Ari menyebut bahwa ada Kejagung tebang pilih dan tak berkeadilan dalam menjalankan proses hukum terhadap kliennya. 

“Objek penyidikan perkara adalah dugaan tindak pidana korupsi dalam kegiatan Importasi gula di Kementerian Perdagangan yang terjadi pada Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2023," kata Ari.

"Namun dalam jawabannya, Termohon menyampaikan bahwa pemeriksaan terhadap lima Menteri Perdagangan lainnya tidak ada kaitannya dengan penetapan Pemohon sebagai tersangka,” sambungnya.

Selanjutnya, Ari mempersoalkan penanganan terhadap kliennya. Menurutnya, penahanan terhadap kliennya tersebut tidak sah.

“Termohon mendalihkan melakukan penahanan kepada tersangka berdasarkan alasan objektif dan subjektif," kata Ari.

Alasan objektif karena ancaman pidananya di atas lima tahun. Sedangkan alasan subjektif karena tersangka dikhawatirkan akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana. 

"Faktanya dalam persidangan, dalil dan alasan Termohon tersebut telah terbantahkan dengan bukti-bukti yang disampaikan oleh Pemohon,” pungkas Ari.



Populer

Roy Suryo Temui Alumni Asli UTS Sydney, Seangkatan dengan Gibran

Senin, 03 November 2025 | 02:13

Isapan Jempol Swasembada Beras Amran Sulaiman

Kamis, 30 Oktober 2025 | 17:11

UTS Insearch Tak Tawarkan Program Pendidikan di Singapura

Senin, 03 November 2025 | 04:40

UTS Insearch cuma Kursus Bahasa Inggris: Ijazah SMA Gibran Diduga Bodong

Senin, 03 November 2025 | 03:21

Beredar Kabar Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ditangkap Kejari

Kamis, 30 Oktober 2025 | 17:39

Pelajaran dari Taipei-Taichung: Rasionalitas yang Hilang di Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Jumat, 07 November 2025 | 14:51

Bahan Semai Operasi Modifikasi Cuaca

Kamis, 30 Oktober 2025 | 05:20

UPDATE

Filipina Evakuasi 100 Ribu Warga dari Topan Super Fung-wong

Minggu, 09 November 2025 | 09:56

Projo Pindah Koordinat Kekuasaan dengan Merapat ke Gerindra

Minggu, 09 November 2025 | 09:42

Pemutihan BPJS Kesehatan Harus Diiringi Perbaikan Faskes

Minggu, 09 November 2025 | 09:18

Nahkoda Baru Pemuda Muhammadiyah Tangsel Bertekad Bawa Kemajuan

Minggu, 09 November 2025 | 09:15

Polemik Gelar Pahlawan Soeharto Jangan Terjebak Dendam Politik

Minggu, 09 November 2025 | 08:51

Trump Boikot KTT G20 di Afrika Selatan

Minggu, 09 November 2025 | 08:22

Disdik DKI Minta Sekolah Prioritaskan Kesehatan Mental

Minggu, 09 November 2025 | 08:14

Masuknya Ahli HTN Langkah Tepat Prabowo Reformasi Polri

Minggu, 09 November 2025 | 08:07

Naik Transportasi Gratis, Pekerja di Jakarta Diajak Daftar KPJ

Minggu, 09 November 2025 | 07:45

Sahroni Paling Layak Dicopot dari DPR

Minggu, 09 November 2025 | 07:33

Selengkapnya