Perjanjian jual beli emas antara PT Aneka Tambang dengan PT Freeport Indonesia (PTFI)/Net
Hilirisasi merupakan langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor serta memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan global.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pemerintah terus berkomitmen mendorong program hilirisasi di berbagai sektor strategis demi meningkatkan kemandirian dan ketahanan ekonomi nasional.
Ia menegaskan hilirisasi bukanlah pilihan yang dapat dinegosiasikan.
“Hilirisasi adalah salah satu pilihan yang tidak bisa ditawar. Jika kita melihat data, misalnya untuk cadangan emas, Indonesia berada di peringkat enam terbesar di dunia dengan sekitar 2.600 Metric Ton, namun untuk cadangan emas batangan, kita berada di peringkat 43 dunia,” jelas Erick, saat menghadiri penandatanganan kesepakatan antara PT Freeport Indonesia (PTFI) PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) di Jakarta, baru-baru ini, dikutip Sabtu 9 November 2024.
Erick menyoroti pentingnya efisiensi dalam pengelolaan sumber daya alam. Menurutnya, kerja sama jual beli logam emas antara PTFI dengan ANTAM yang diinisiasi oleh MIND ID ini akan memberikan penghematan signifikan karena dapat mengurangi ketergantungan Antam terhadap impor bahan baku logam mulia, khususnya emas Batangan .
“Dengan Freeport memproduksi 50 ton dan Antam 30 ton, ada potensi penghematan cadangan devisa hingga Rp200 triliun dalam lima tahun, sementara peringkat cadangan emas batangan dunia kita masih rendah. Amerika memiliki sekitar 8.100 ton, diikuti oleh Jerman dan Italia, sedangkan kita baru sekitar 78,5 ton,” tambah Erick.
Presiden Direktur PTFI , Tony Wenas menyampaikan bahwa kemitraan strategis ini menjadi upaya kontribusi membangun industri pertambangan nasional yang berdaya saing, sekaligus bentuk komitmen PTFI mewujudkan hilirisasi di Indonesia.
Freeport telah menyelesaikan pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur. Menurutnya, fasilitas peleburan dan pemurnian bijih tambang itu siap memproduksi emas batangan pada pekan kedua Desember 2024.
Menurut Tony Wenas, total emas yang diproduksi mencapai 50 sampai 60 ton, tergantung bijih yang ditambang.
Melalui perjanjian bisnis ini, disepakati bahwa ANTAM akan melakukan pembelian 30 ton emas dengan kemurnian 99,99 persen dari PTFI. Nilainya sekitar 12,5 miliar Dolar AS atau Rp 200 triliun.
Bahan baku emas dari PTFI itu lalu akan diolah ANTAM di pabrik pengolahan dan pemurnian logam mulia untuk menjadi produk logam mulia ANTAM.
Tony Wenas memastikan, bahkan kalau Antam mau lebih dari 30 ton emas, pihaknya akan siap.