Berita

Penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dilakukan antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), di Kantor Kementerian Pertanian, Jalan Harsono RM Dalam, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Oktober 2024/RMOL

Politik

Kementan-Kemendes Teken MoU Realisasi Target Swasembada Pangan dan Makan Bergizi

RABU, 06 NOVEMBER 2024 | 17:47 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dilakukan antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), di Kantor Kementerian Pertanian, Jalan Harsono RM Dalam, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Oktober 2024.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, menandatangani MoU berjudul "Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan", bersama Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.

Turut hadir Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal A. Riza Patria, hingga Kabaharkam Polri Komjen Pol Mohammad Fadil Imran.

Dalam kesempatan tersebut, Amran menyampaikan kata sambutannya yang berisi harapan terkait swasembada pangan. Pasalnya, dia mencatat ada sejumlah hal yang ditargetkan segera terlaksana oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Hari ini kita MoU dengan Kemendes. Ada dua mimpi besar presiden. Swasembada dan pangan bergizi. Ini harus kita topang dengan baik," ujar Amran.

Dia menjelaskan, Kementan akan menggunakan dua strategi untuk mencapai target swasembada pangan pada tahun 2028 dan makan makanan bergizi gratis bagi anak-anak agar mencegah stunting.

"Ke depan ada dua pendekatan intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi kita buat pompanisasi di Pulau Jawa. Kita kirim pompa Jawa Timur, Jawa Tengah, puluhan ribu pompa, dan Jawa Barat saat el nino," katanya.

Amran menuturkan, kondisi pertanian Indonesia mengalami tantangan dalam beberapa tahun ini, untuk memenuhi stok pangan dalam negeri. Tetapi, strategi pompanisasi lahan cukup efektif untuk menggenjot ketersediaan pangan dalam negeri.

"Kita dilanda krisis pangan, dunia dilanda krisis pangan. (Pompanisasi) ini solusi cepat untuk Indonesia," sambungnya menegaskan.

Hanya saja, dia memperkirakan strategi intensifikasi ini tidak bisa selalu diandalkan. Sehingga, diperlukan strategi ekstensifikasi yang dikerjakan secara kolaboratif oleh stakeholder terkait, termasuk dalam hal ini Kemendes PDT.

Strategi ekstensifikasi tersebut adalah membuat lahan persawahan baru di 3 wilayah, yaitu Papua Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan. Serta, khusus untuk target pangan bergizi dikolaborasikan dengan pemerintahan desa.

"Ini (di Kalimantan Tengah) kurang lebih ada 1 juta hektare, ini irigasinya sudah bagus. Di Sumatera Selatan ada 3 juta hektar," urai Amran.

"Kemudian untuk pangan bergizi ini peluang para kepala desa. Jangan sampai anggaran pangan gizi  Rp 100 triliun itu lari ke supermarket atau ke kota. Bagaimana bergerak di sekitar bapak. Itu target kita hari ini," sambungnya.

Lebih lanjut, terkait pangan bergizi Amran menekankan agar kepala desa memberdayakan petani hingga peternak lokal di daerahnya untuk memenuhi kebutuhan makan makanan bergizi gratis yang akan digalakkan pemerintah Presiden Prabowo.

"Ini kita ada pangan lestari, pelihara ayam, cabai, terong, kambing dipelihara di sekitar rumah di desa. Nanti bibitnya dari pertanian, yang memandu kepolisian, kemudian Kementerian Desa punya anggaran minimal 20 persen untuk pangan," ucap Amran.

"Jadi nantinya, pangan bergizi beli ayam, belinya di masyarakat. Di mana nanti ada dapur di situ harus disiapkan bahan bakunya. Yang siapkan dan mengontrol adalah kepala desa. Yang menentukan titiknya Pak Menteri Desa atas saran Pak Menko, dan mengayomi Polisi," tambahnya.

Populer

BANI Menangkan Anak-Anak Soeharto, OC Kaligis: Kami Gugat dan Lawan

Selasa, 03 Desember 2024 | 15:57

Jokowi Tekor Ratusan Miliar di Pilkada Jakarta

Senin, 02 Desember 2024 | 01:26

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Indahnya Seragam Warna Cokelat

Sabtu, 30 November 2024 | 09:37

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Lebih Mulia Dagang Es Teh daripada Dagang Agama

Rabu, 04 Desember 2024 | 06:59

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

UPDATE

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan dan Karhutla

Rabu, 04 Desember 2024 | 18:09

Milad ke-48 GAM, Bendera Bulan Bintang Berkibar di Lhokseumawe

Rabu, 04 Desember 2024 | 18:07

Rezeki Nomplok Sunhaji Bukan Karena Mulut Kotor Gus Miftah

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:48

Tiongkok Minta Kampus Sediakan Mata Kuliah Love Education

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:39

Pilkada Ulang Dijadwalkan Agustus 2025, Ketua Komisi II: Lebih Cepat Lebih Baik

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:31

Banjir dan Longsor Landa 20 Kecamatan di Sukabumi, Korban Hilang Masih Dicari

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:30

Jokowi, Gibran dan Bobby Sudah Bukan Lagi Bagian PDIP

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:25

Belum Resmi Meluncur, BYD Denza D9 Sudah Dipesan Ratusan Unit

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:14

Pemilihan Ulang di Daerah Kotak Kosong Menang Digelar 27 Agustus 2025

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:12

Mengapa BUMN Bangkrut? Perlu Bank Pantai Selatan untuk Pulih

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:08

Selengkapnya