Calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Kamala Harris/IG@ @infobaseinc
Donald Trump yang diusung Partai Republik dan Kamala Harris dari Partai Demokrat saat ini tengah bersaing memperebutkan kursi presiden dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2024.
Pemenang dari pemilu ini, baik Trump maupun Harris, diprediksi akan memberikan dampak yang sangat berbeda terhadap kebijakan pajak dan perdagangan negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut, mengingat keduanya memiliki pandangan yang bertolak belakang.
Menurut laporan
Reuters yang dikutip pada Rabu, 6 November 2024, hasil pemilu AS bisa mengguncang aset secara global dan memengaruhi prospek utang AS, kekuatan dolar, serta berbagai industri utama yang menjadi pilar bagi perusahaan-perusahaan di Amerika.
Kebijakan Ekonomi Trump & Harris
Dilansir dari The Economist, Trump dikenal sebagai kandidat yang lebih radikal dalam isu perdagangan, dengan kebijakan tarif yang mengembalikan strategi ekonomi Amerika ke masa lampau. Sementara itu, Harris lebih moderat, namun tetap mendukung proteksionisme ringan dengan memberikan subsidi untuk industri tertentu.
Harris menekankan pentingnya kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif. Ia berpendapat bahwa untuk mencapai hal tersebut, perlu ada peningkatan akses pendidikan dan pelatihan kerja agar lebih banyak orang bisa memperoleh pekerjaan yang baik.
Selain itu, Harris juga mendukung peningkatan pajak bagi orang kaya untuk membiayai berbagai program sosial yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Di sisi lain, Trump mengusulkan kebijakan yang lebih fokus pada pengurangan pajak dan deregulasi. Ia meyakini bahwa dengan menurunkan pajak, bisnis akan lebih mudah berkembang, yang pada gilirannya akan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.
Trump juga menekankan pentingnya pengurangan birokrasi agar pengusaha dapat beroperasi dengan lebih efisien.
Kedua kandidat tersebut memiliki visi yang berbeda mengenai cara terbaik untuk mengelola ekonomi negara. Harris ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, sementara Trump lebih fokus pada penciptaan lapangan kerja melalui pengurangan beban pajak bagi perusahaan.
Dampaknya pada Ekonomi Indonesia
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia tengah mengawasi hasil Pemilu AS yang akan memengaruhi perekonomian Indonesia.
Menurut Airlangga, situasi global saat ini masih belum stabil, sehingga setiap negara saling memperhatikan perubahan kepemimpinan untuk memahami kebijakan yang akan diambil oleh masing-masing pemimpin negara ke depan.
“Jadi seluruh dunia masih melihat bahwa global belum baik-baik saja. Sehingga kita juga harus memperhatikan perkembangan kekuatan ekonomi di negara-negara lain,” ujar Airlangga di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa, 5 November 2024.
Airlangga menambahkan bahwa salah satu isu ekonomi yang menjadi perhatian calon presiden AS adalah bagaimana mengatasi kelas menengah yang terancam jatuh ke dalam kemiskinan.
Upaya pemerintahan AS untuk mengangkat kelas menengah ini turut menjadi perhatian pemerintah Indonesia, mengingat dampaknya terhadap masyarakat Tanah Air, termasuk berkurangnya permintaan terhadap produk-produk ekspor Indonesia.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, juga menilai bahwa dampak pemilu AS terhadap pasar modal domestik akan bergantung pada kebijakan yang akan diambil oleh pemenang pemilu. Namun, ia optimistis pemerintah Indonesia akan mengambil langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
“Pasti ada (dampak), kalau ekonomi besar seperti Amerika kan pasti ada dampaknya ke emerging market, termasuk Indonesia,” kata Jeffrey di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari yang sama.