Berita

Hyundai Santa Fe/Dok Hyundai

Bisnis

Hyundai Jual Saham Rp50 Triliun, IHSG-Rupiah Kompak Merah

SELASA, 22 OKTOBER 2024 | 15:47 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Usai gagal beralih positif dalam menjalani sesi awal pekan kemarin, kinerja Rupiah kembali rawan dalam menatap sesi perdagangan hari kedua pekan ini, Selasa 22 Oktober 2024.

Masa bulan madu pemerintahan Prabowo Subianto dengan kalangan investor tampaknya terlalu sulit untuk bertahan lebih lama.

Sikap ragu yang hinggap di pasar uang global kembali menghajar seluruh mata uang utama dunia dalam sesi perdagangan Senin malam waktu Indonesia Barat. Laporan lebih jauh menyebutkan, pelaku pasar yang beranjak curiga pada langkah The Fed yang mungkin akan terhambat dalam melakukan penurunan suku bunga lanjutan dalam waktu dekat. Hal ini menyusul serangkaian rilis data perekonomian pekan lalu yang dinilai kurang menyokong kebijakan tersebut.


Meski sebagian besar pelaku pasar masih optimis penurunan suku bunga lanjutan oleh The Fed segera terjadi, sentimen keraguan akhirnya mulai tumbuh dan tekanan jual dalam taraf moderat kembali memukul pasar global.

Laporan lebih rinci menunjukkan, seluruh mata uang utama dunia yang kembali merosot dan kemerosotan tersebut berlanjut hingga sesi perdagangan pagi ini di Asia.

Pelaku pasar kini menantikan rilis pertumbuhan PDB AS pada pekan depan untuk lebih memastikan arah keputusan The Fed dalam menurunkan suku bunga. Dan dalam penantian tersebut, aksi tekanan jual menjadi sulit dihindarkan.

Nilai tukar Euro, Poundsterling dan Dolar Australia bahkan telah menembus ke bawah level psikologisnya masing-masing, di 1,0900, 1,3000, dan 0,6700. Sedangkan nilai tukar Dolar Kanada kini telah menembus level 1,3800.

Pola demikian dengan jelas menghadirkan ancaman bagi mata uang Asia, dan Rupiah oleh karenanya kembali rawan.

Pantauan RMOL hingga sesi perdagangan siang ini berlangsung menunjukkan, Rupiah yang telah bertengger di kisaran Rp15.557 per Dolar AS atau merosot 0,44 persen.

Kesuraman juga terpantau menghajar seluruh mata uang Asia lainnya seperti: Dolar Hong Kong, Dolar Singapura, Yuan China, Rupee India, Peso Filipina serta Baht Thailand dan Ringgit Malaysia.

Bursa Asia dan IHSG Terseret Merah

Rontoknya pasar uang terlihat berseiring dengan situasi di bursa saham global. Pantauan lebih jauh menunjukkan, Indeks DJIA yang ditutup merosot 0,8 persen di 42.931,6, sementara indeks S&P500 melemah tipis 0,18 persen di 5.853,98 dan indeks Nasdaq yang bertahan positif dengan naik moderat 0,27 persen di 18.540,01.

Kesuraman Wall Street kemudian menjalar hingga bursa saham Asia. Hingga sesi perdagangan siang ini, Indeks Nikkei (Jepang) rontok 1,26 persen di 38.450,49, Indeks KOSPI (Korea Selatan) merosot curam 1,15 persen di 2.575 dan indeks ASX200 (Australia) ambruk 1,66 persen di 8.206,1. 

Laporan terkait dari jalannya sesi perdagangan di Asia menyebutkan, gelaran IPO terbesar sepanjang sejarah di Bursa saham India. Adalah pabrikan otomotif terkemuka dunia asal Korea Selatan, Hyundai India menggelar penjualan saham perdananya di bursa saham negeri Bollywood. 

Disebutkan, dana yang diraup dari hasil IPO yang mencapai hingga 3,3 miliar Dolar AS atau setara dengan Rp50 triliun. Langkah jumbo ini sekaligus mengukuhkan keyakinan pelaku pasar global terhadap prospek gemilang perekonomian India yang berambisi menjadi raksasa perekonomian terbesar ketiga dunia.

Pada bursa saham Indonesia, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya turut terimbas setelah pada sesi perdagangan kemarin mampu bertahan positif. IHSG tercatat menutup sesi pagi ini dengan menurun tipis 0,17 persen di 7.759,42 setelah konsisten menapak zona pelemahan di sepanjang sesi pagi.

Sejumlah saham unggulan mulai berguguran dalam menjalani sesi pagi ini, seperti: BBRI turun 1,6 persen di Rp4.910, BMRI turun 1,38 persen di Rp7.100, ADRO turun 0,8 persen di Rp3.710, BBCA turun 1,17 persen di Rp10.550, ISAT  turun 1,61 persen di Rp2.430, PGAS turun 0,32 persen di Rp1.540, TLKM turun 2,25 persen di Rp3.030, SMGR turun 1,81 persen di Rp4.330, serta JPFA turun 3,42 persen di Rp1.550.

Sementara sejumlah kecil saham unggulan  terpantau masih berupaya bertahan menjejak zona positif, seperti: ASII dan LSIP. Kinerja IHSG di sesi perdagangan sore nanti, diyakini masih berupaya untuk setidaknya mengikis koreksi yang terjadi, namun masih bertahannya sentimen muram akan menyulitkan IHSG beralih ke zona hijau.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya