Berita

Ilustrasi/9News

Bisnis

Produksi Telur Turun Gara-gara H5N1, Australia Siapkan Dana Rp999 Miliar Basmi Virus Flu Burung

SENIN, 14 OKTOBER 2024 | 10:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Australia baru saja mengumumkan dana tambahan senilai 64 juta Dolar AS (Rp999 miliar) untuk memerangi kemungkinan datangnya virus flu burung jenis H5N1.

Dalam pengumumannya pada Minggu malam, 13 Oktober 2024, Pemerintah Australia mengatakan bahwa anggaran tambahan akan digunakan untuk berbagai tindakan biosekuriti dan lingkungan untuk mengurangi dampak penyakit.

Para petani di negara itu juga telah didesak untuk bersiap menghadapi serangan virus tersebut.

Di negara lain, termasuk AS dan beberapa negara Eropa, H5N1 telah menyebabkan penurunan produksi telur dan kematian pada burung liar dan beberapa spesies mamalia.

Menteri Lingkungan Hidup Tanya Plibersek mengatakan kedatangannya di Australia tidak dapat dihindari.

"Realitas mengerikan dari penyakit ini adalah - seperti halnya bagian dunia lainnya - kita tidak akan mampu mencegah kedatangannya," katanya, seperti dikutip dari 9News.

Para ilmuwan telah meramalkan jenis flu burung H5N1 kemungkinan akan tiba musim semi ini saat burung-burung dari belahan bumi utara bermigrasi ke selatan.?

Bulan lalu, Kepala Dokter Hewan Persemakmuran, Beth Cookson, memperingatkan kedatangannya di Australia akan membahayakan wilayah Tasmanian Devil.?

?Hewan pemakan bangkai dan burung pemangsa diketahui memiliki risiko infeksi yang sangat tinggi melalui memakan burung atau bangkai hewan yang terinfeksi.

Kepala dokter hewan negara itu mengatakan kepada majelis pemerintah dan kelompok kesejahteraan hewan bahwa setan Tasmania dan populasi elang Australia secara khusus berada dalam risiko.

"Tassie Devils telah terdesak ke ambang kepunahan akibat tumor wajah yang mematikan, dan mereka juga berjuang melawan pembukaan lahan, penambangan, penebangan, dan kematian di jalan raya," kata Direktur Advokasi Dewan Spesies Invasif, Jack Gough.

"Munculnya jenis flu burung yang mematikan ini dapat menjadi bencana besar, menggagalkan upaya pemulihan, mengurangi keragaman genetik, dan mengancam kelangsungan hidup mereka," ujarnya.

"Burung yang mati dapat tetap menjadi sumber infeksi selama berminggu-minggu dan hewan yang mencari makan, seperti burung Tasmania dan elang, atau yang bersentuhan langsung dengan bangkai burung, berisiko mengalami infeksi dan kematian," demikian Gough.

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

Jejak S1 dan S2 Bahlil Lahadalia Tidak Terdaftar di PDDikti

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:30

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

UI Buka Suara soal Gelar Doktor Kilat Bahlil Lahadalia

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:21

Hikmah Heboh Fufufafa

Minggu, 20 Oktober 2024 | 19:22

Begini Kata PKS Soal Tidak Ada Kader di Kabinet Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:45

UPDATE

DPR Sambut Baik Upaya Indonesia Ingin Gabung BRICS Plus

Senin, 28 Oktober 2024 | 05:53

Divonis 20 Tahun Penjara, Pelaku Pembunuhan di Subang Ajukan Kasasi

Senin, 28 Oktober 2024 | 05:37

Asupan Protein Ikan Pegang Peran Penting Gizi Rakyat

Senin, 28 Oktober 2024 | 05:15

Fraksi PKS Dukung Visi Swasembada Pangan dan Energi Prabowo

Senin, 28 Oktober 2024 | 04:58

Aksi Heroik Kapal Bakamla

Senin, 28 Oktober 2024 | 04:46

Lahan Tembakau Blora Berkembang Pesat, Petani Sejahtera

Senin, 28 Oktober 2024 | 04:03

Bermain Imbang 0-0 Lawan Australia, Timnas U-17 Pastikan Lolos Piala Asia

Senin, 28 Oktober 2024 | 03:50

Bukit Tidar yang Penuh Kenangan

Senin, 28 Oktober 2024 | 03:24

DPD Dorong Lemhanas Bikin Film Bertema Patriotisme

Senin, 28 Oktober 2024 | 03:08

Pakar Hukum Endus Ada Pengkondisian Kasus Denny Indrayana

Senin, 28 Oktober 2024 | 02:29

Selengkapnya