Berita

Ilustrasi petani tebu Pakistan./The Express Tribune

Dunia

Pemerintah Disalahkan, Membiarkan Petani Tergantung Eksploitasi Industri

RABU, 02 OKTOBER 2024 | 06:14 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Kelompok pendamping petani, Sindh Abadgar Ittehad (SAI), menyalahkan pemerintah karena membiarkan petani bergantung pada broker perantara dan industri pertanian yang eksploitatif. Mereka menuntut pemerintah menghentikan praktik yang telah berlangsung selama puluhan tahun dalam menetapkan harga dukungan untuk tanaman pangan.

Dalam pertemuan di Hyderabad, Kamis (26/9), SAI yang dipimpin Nawab Zubair Ahmed Talpur menyesalkan keputusan pemerintah menarik dukungan pada petani atas instruksi Dana Moneter Internasional (IMF).

"Pabrik gula sekali lagi berencana untuk membuat masalah bagi petani,” demikian pernyataan SAI dalam pertemuan tersebut seperti dikutip dari The Express Tribune.


Mereka memperingatkan bahwa petani tebu akan menghadapi kesulitan keuangan yang sama seperti yang dihadapi petani kapas dan beras saat ini.

Sementara itu, petani di distrik Badin dan Sujawal melakukan aksi duduk untuk mengutuk apa yang mereka duga sebagai eksploitasi oleh pabrik beras dan para perantara.

Pertemuan kelompok tersebut menuntut pemerintah untuk segera menetapkan harga pengadaan tebu sebesar Rs 500 per 40 kilogram.

"Dengan alasan kadar air dalam beras, penggilingan padi memberikan kerugian finansial yang besar kepada petani dengan membayar mereka dengan harga yang sangat rendah," kata mereka.

Menurut mereka, bahkan upah buruh untuk menurunkan beras dari kendaraan, yang dikirim oleh petani ke penggilingan dan gudang, diambil dari petani.

Pertemuan tersebut juga memperingatkan bahwa jika harga pengadaan gandum tidak ditetapkan sebesar Rs 4.000 per 40 kg, petani tidak akan menanam tanaman karena musim tanam telah dimulai.

Para petani menegaskan kembali penolakan mereka terhadap usulan pembangunan enam kanal dan bendungan lagi yang akan dialiri oleh Sungai Indus. Mereka menegur pemerintah provinsi karena gagal menyediakan air irigasi bahkan ketika Sungai Indus dan kanal-kanalnya mengalir deras.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya