Berita

Tentara Israel menggeruduk kantor cabang Al Jazeera di Ramallah, Tepi Barat pada Minggu, 22 September 2024/A News

Dunia

Penutupan Al Jazeera Upaya Israel Sembunyikan Kejahatan di Palestina

SENIN, 23 SEPTEMBER 2024 | 12:50 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Tindakan penggerebekan dan perintah penutupan yang dilakukan militer Israel di kantor cabang Ramallah, Tepi Barat dikecam keras oleh kantor berita Al Jazeera yang berbasis di Qatar.

Dalam sebuah pernyataan, Televisi Al Jazeera menyebut tindakan penyitaan alat siaran oleh militer Israel dan putusan untuk menutup kantor cabang di Palestina selama 45 hari sebagai tindakan kriminal.

"Al Jazeera menolak tindakan kejam tersebut, dan tuduhan tidak berdasar yang diajukan oleh otoritas Israel untuk membenarkan penggerebekan ilegal ini," tegasnya, seperti dimuat Middle East Monitor pada Senin (23/9).


Menurut Al Jazeera, Israel berusaha membungkam media dan menutupi semua kejahatan yang mereka lakukan terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

"Penindasan Israel yang sedang berlangsung terhadap pers bebas secara terang-terangan ditujukan untuk menyembunyikan tindakannya di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, yang melanggar hukum internasional dan kemanusiaan," kata mereka.

Al Jazeera berjanji untuk terus melaporkan kebenaran dengan integritas meskipun ada upaya berbahaya dari Israel untuk membungkam suara mereka.

"Al Jazeera tidak akan terintimidasi atau terhalang oleh upaya untuk membungkam liputannya,” tambahnya.

Sambil meminta pertanggungjawaban pemerintah Israel atas keselamatan jurnalisnya, Al Jazeera berjanji untuk mengupayakan semua jalur hukum yang tersedia untuk melindungi hak-haknya dan jurnalisnya, serta hak publik atas informasi.

Pada tanggal 5 Mei, pemerintah Israel memutuskan untuk melarang Al Jazeera, menutup kantornya di Israel, dan membatasi akses ke situs webnya berdasarkan undang-undang yang disahkan oleh Knesset (parlemen).

Keputusan itu memungkinkan menteri komunikasi untuk menutup jaringan asing yang beroperasi di Israel dan menyita peralatan Al Jazeera karena kerap meliput informasi tentang serangan brutal Tel Aviv di Palestina.

Meskipun ada larangan, staf kantor tersebut terus beroperasi dari Ramallah, yang mendorong Kantor Pers Israel, yang berafiliasi dengan kantor Perdana Menteri, untuk mencabut akreditasi reporternya pada tanggal 12 September.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya