Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Jepang Izinkan China dan IAEA Pantau Pembuangan Air Limbah Nuklir Fukushima

SABTU, 21 SEPTEMBER 2024 | 14:20 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pemerintah Jepang telah mengizinkan China, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), dan pihak terkait lainnya untuk memantau pembuangan air limbah olahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut. 

Dalam konferensi pers di Beijing, Jumat (20/9), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyatakan bahwa Jepang telah berkomitmen memenuhi kewajiban internasionalnya dalam mencegah dampak negatif dari pembuangan limbah, dan memastikan transparansi serta keamanan dari proses tersebut.

"Jepang secara tegas berkomitmen untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional, melakukan yang terbaik untuk menghindari dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, serta melakukan evaluasi berkelanjutan atas dampak ke lingkungan laut dan ekosistem laut," kata Mao, dikutip Sabtu (21/9).


Proses pembuangan air olahan dari PLTN Fukushima dimulai pada 24 Agustus 2023. Pada tahun fiskal 2023, sekitar 31.200 ton air limbah dilepaskan dalam empat tahap, dan rencananya akan ada pelepasan tambahan sebanyak 54.600 ton air olahan pada tahun fiskal 2024.

China, yang sejak awal menentang pembuangan ini, menyambut baik pengaturan pemantauan internasional yang melibatkan IAEA dan berbagai negara. 

Pengaturan ini memungkinkan negara-negara terkait untuk memantau secara langsung dan mengambil sampel air limbah yang dibuang.

Terkait larangan impor produk laut Jepang, Mao Ning menyatakan bahwa China akan mempertimbangkan pencabutan larangan secara bertahap, setelah bukti ilmiah yang cukup dapat menjamin keamanan produk tersebut.

"Namun hal ini harus berdasarkan bukti ilmiah baru akhirnya secara bertahap melanjutkan impor produk akuatik Jepang yang memenuhi persyaratan dan standar regulasi. Hal ini bertujuan untuk mencegah risiko dan melindungi kesehatan masyarakat," tambah Mao Ning.

Sebagai informasi, TEPCO Holdings Inc, operator PLTN Fukushima, telah memulai pembuangan air olahan sejak Agustus 2023, dan dipastikan bahwa konsentrasi zat radioaktif dalam air laut berada di bawah standar yang ditetapkan pemerintah Jepang. 

Meski demikian, pengenceran air dengan volume besar tetap dilakukan untuk memenuhi persyaratan keamanan. Monitoring terhadap air laut dan ikan di sekitar PLTN juga terus dilakukan, dan hingga saat ini diklaim tidak ditemukan adanya kelainan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya