Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Fokus ke Sukuk, BPKH Hindari Investasi Berisiko

MINGGU, 09 MARET 2025 | 03:09 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengatakan pihaknya terus berhati-hati dalam memilih instrumen investasi guna menjaga keamanan dan keberlanjutan dana haji. 

Anggota Badan Pelaksana BPKH Bidang Investasi Surat Berharga dan Emas, Indra Gunawan memastikan BPKH hanya akan menempatkan dana pada investasi yang aman, stabil, dan sesuai prinsip syariah.

"Kita gak maulah yang aneh-aneh Pak. Kita maulah yang aman, syariah," kata Indra pada Sabtu 8 Maret 2025.

Salah satu bentuk kehati-hatian BPKH adalah dalam berinvestasi di pasar saham. Meskipun ada indeks saham syariah seperti Jakarta Islamic Index (JII), fluktuasi harga yang tinggi membuat instrumen ini kurang menarik bagi BPKH.

"Bisa dicek, 10 tahun terakhir kinerja indeks saham syariah jeblok dibandingin profesional. Gak ada cashflow-nya, dividennya paling cuma 2-4 persen, tapi harga turunnya bisa tajem kayak kemarin 20 persen," jelasnya. 

"Sudah 10 tahun terakhir ini Pak, kita sudah pelajari semua kalau memang suatu saat mulai bagus lagi, kita (akan coba). Tapi masalahnya tidak ada arus cash," ungkap Indra.

Dalam hal ini, ia mencontohkan kasus BPJS yang mengalami unrealized loss akibat investasi di saham dan sempat dipanggil pihak berwajib.

Sebagai bagian dari strateginya, BPKH, kata Indra memilih sukuk yang dikeluarkan pemerintah sebagai pilihan investasi yang aman dan dipastikan tidak default.

"Kalau sukuk cukup enak Pak. Kita tiap hari bahkan tahu mau ada kupon berapa, segala macam. Misalnya sehari ini kita sudah kira-kira Rp2,5 triliun, nanti April-Mei kita dapet kira-kira Rp5 triliun. Mudah-mudahan kita tembus," tuturnya. 

Sementara itu, BPKH juga menyisihkan sebagian instrumen investasinya di emas. Menurut Indra, emas dinilai sebagai alat lindung nilai (hedging) yang efektif terhadap inflasi dan fluktuasi nilai tukar.

"Tapi kalau untuk tumbuh kembangnya, itu belum tentu, karena tidak ada arus kasnya kan. Tidak ada dividennya, tidak ada kuponnya kalau emas. Jadi murni kepada nilai emasnya, harga emasnya berapa," pungkasnya.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tarik Wisatawan Lewat Jelajah Wisata Religi di Jakarta

Minggu, 09 Maret 2025 | 15:07

Arief Poyuono Prediksi PSI Bubar 2029

Minggu, 09 Maret 2025 | 14:49

Manuver Tak Biasa, Rusia Manfaatkan Jalur Pipa Gas Tua dalam Perang Ukraina

Minggu, 09 Maret 2025 | 14:43

Jubir Militer Israel Daniel Hagari Gagal Naik Jabatan hingga Dipecat

Minggu, 09 Maret 2025 | 14:25

Partai Buruh Bakal Gelar Aksi Lima Hari di Pabrik Sritex

Minggu, 09 Maret 2025 | 14:20

Bertepatan Ramadan, Tom Lembong: Rabu Abu Tahun Ini Ekstra Spesial

Minggu, 09 Maret 2025 | 14:08

Menteri KP dan Gubernur Jakarta Sambut Sekjen Partai Komunis Vietnam

Minggu, 09 Maret 2025 | 14:04

Ceramah di Masjid ITB, Anies Ajak Generasi Muda Tetap Kritis

Minggu, 09 Maret 2025 | 13:58

Masyarakat Pesisir Rugi Besar Akibat Kasus Pagar Laut

Minggu, 09 Maret 2025 | 13:40

Kerry Riza Jadi Tumbal Riza Chalid

Minggu, 09 Maret 2025 | 12:58

Selengkapnya