Gambar sisa-sisa pager yang meledak memperlihatkan stiker logo Perusahaan Taiwan Gold Apollo/TOI
Terungkap bahwa alat komunikasi pager yang meledak massal di Lebanon bukan berasal dari Taiwan, melainkan Eropa.
Gambar sisa-sisa pager yang meledak memperlihatkan stiker logo Perusahaan Taiwan Gold Apollo.
Ketua Gold Apollo, Hsu Ching membantah perusahaannya memproduksi pager yang telah menewaskan sembilan orang dan 3.000 luka-luka di Lebanon dan Suriah.
"Produk itu bukan milik kami. Hanya saja ada merek kami di atasnya," kata Hsu Ching-Kuang kepada wartawan, seperti dimuat Associated Press pada Rabu (18/9).
Hsu menyebut Pager AR-924 diproduksi oleh BAC Consulting KFT, yang berkantor pusat di ibu kota Hungaria.
Dikatakan bahwa Gold Apollo memiliki perjanjian lisensi dengan BAC selama tiga tahun terakhir, tetapi tidak memberikan bukti kontrak tersebut.
“Berdasarkan perjanjian kerja sama, kami memberi wewenang kepada BAC untuk menggunakan merek dagang kami untuk penjualan produk di wilayah yang ditentukan, tetapi desain dan pembuatan produk sepenuhnya menjadi tanggung jawab BAC,” ungkapnya.
Hsu mengatakan bahwa dia tidak tahu bagaimana pager itu bisa direkayasa agar meledak, sembari menegaskan bahwa perusahaannya tidak terlibat.
"Kami mungkin bukan perusahaan besar, tetapi kami adalah perusahaan yang bertanggung jawab. Ini sangat memalukan," tegasnya.
Hizbullah telah menginstruksikan anggotanya untuk menghindari penggunaan ponsel sejak awal konflik Gaza, dan sebaliknya mengandalkan jaringan telekomunikasi pager untuk menghindari penyadapan Israel.
Laporan dari sumber Keamanan Senior Lebanon menyebut Israel sebagai pelaku utama di balik ledakan alat komunikasi pager milik tentara Hizbullah.
Dikatakan bahwa 5.000 pager yang diimpor Hizbullah Lebanon beberapa bulan sebelum ledakan telah ditanami bahan peledak oleh Badan Intelijen Israel Mossad.
Ledakan bom pada pager di seluruh Lebanon mengakibatkan sembilan orang tewas dan hampir 3.000 mengalami luka, dengan 200 di antaranya kritis.
Hizbullah mengonfirmasi delapan korban tewas merupakan pejuang, sementara satu orang lainnya merupakan warga sipil berusia 8 tahun.
Duta besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, termasuk di antara 2.800 orang lainnya yang terluka oleh ledakan pager.