Berita

Dok Foto/Istimewa

Nusantara

Pekan Aspirasi Perempuan Pesisir Dorong Pemenuhan Air Bersih

SELASA, 17 SEPTEMBER 2024 | 04:43 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) menilai salah satu faktor utama penyebab rendahnya tingkat kesejahteraan keluarga nelayan kecil adalah kondisi kehidupan mereka yang memprihatinkan, seperti terlihat dari kondisi permukiman kumuh di wilayah pesisir.

Ketua Umum KPPI, Rosinah menyebutkan bahwa permukiman tersebut ditandai dengan penduduk dan bangunan yang sangat padat, rumah yang tidak layak huni, dan sanitasi yang buruk.  

“Permasalahan sanitasi masyarakat di wilayah pesisir secara keseluruhan meliputi penyediaan air bersih, penyediaan tempat pembuangan sampah yang layak, pembuangan limbah cair, dan tempat pembuangan sampah rumah tangga. Kesemua tersebut hampir tidak ditemukan di wilayah pesisir,” kata Rosinah dalam keterangan yang diterima redaksi, Senin (16/9).

Rosinah juga menyebutkan banyak desa pesisir di Indonesia belum memiliki akses sanitasi yang layak dan aman. Sebanyak 16,6 persen desa pesisir membuang limbah air kotor ke dalam lubang di tanah atau ruang terbuka seperti sawah, kolam, sungai, laut, pantai dan kebun.

Sementara itu, 81,4 persen desa pesisir membuang sampah dengan cara dikubur di dalam tanah, dibakar, atau dibuang ke sungai atau saluran drainase.

KPPI bersama koalisi Koalisi Masyarakat untuk Air dan Sanitasi Berkeadilan, Inklusif dan Berkelanjutan (Just-In WASH Calition Indonesia) yang terdiri dari KNTI, Seknas Fitra, Perkumpulan Inisiatif dan IBP Indonesia, menyatakan bahwa kondisi ini terjadi karena terbatasnya pelayanan pemerintah dan kurangnya kesadaran warga tentang perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan tempat mereka tinggal.

Oleh karena itu, koalisi akan mengadakan Pekan Aspirasi Perempuan Pesisir di lima kabupaten/kota yakni di Kota Semarang, Kota Medan, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bangkalan. Mulai dari 16-28 September 2024.

“Kami akan mengadakan Pekan Aspirasi di lima daerah, agenda akan berlangsung selama tiga hari di setiap daerahnya. Diisi dengan agenda pendidikan perempuan pesisir, pertunjukan budaya, aksi peduli lingkungan, serta dialog bersama para pengambil kebijakan,” jelas Rosinah

Diharapkan juga dari kegiatan ini ada kesepakatan mengenai arah kebijakan untuk penataan kawasan permukiman di wilayah pesisir dan komitmen pemerintah berupa program/kegiatan konkrit dan anggaran untuk perbaikan layanan WASH (berupa air bersih, sanitasi, dan penanganan sampah) bagi warga pesisir.

Serta memperkuat kebanggaan sebagai warga negara maritim dan pelestarian nilai-nilai budaya pesisir, memperluas pemahaman pentingnya  pemenuhan pelayanan WASH bagi warga pesisir yang inklusif, dan meningkatkan kolaborasi berbagai pihak untuk menangani masalah WASH di pemukiman pesisir.

Sementara itu, Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan, menyampaikan bahwa orientasi pembangunan di kawasan pesisir, terutama di wilayah pemukiman penduduk masih kurang mendapat perhatian.

“Pembangunan kawasan pesisir bahkan cenderung berorientasi pada komersialisasi dan privatisasi yang mengarah pada peminggiran hak-hak warga, terutama nelayan kecil,” ungkap Dani.

Menurutnya, hal-hal mendasar masih menjadi masalah utama di pemukiman pesisir yang notabene merupakan perkampungan nelayan. Seperti penyediaan air bersih dan sanitasi yang masih buruk.

"Jika melihat wajah Indonesia dari pesisir, dengan mudah kita akan menyaksikan kemiskinan yang begitu nyata, kawasan kumuh, sanitasi yang buruk, dan akses air bersih yang sulit. Seolah pembangunan tidak sampai ke pesisir, apalagi ke kampung nelayan," tegas Dani.

Dani mendesak, pemerintah di tingkat pusat dan daerah lebih serius mengatasi persoalan ini.

“Dibutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah, alokasi anggaran yang memadai, serta mendorong kolaborasi dan partisipasi warga yang kuat mendukung pembangunan permukiman pesisir yang sehat dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Diamnya 4 Institusi Negara Jadi Tanda Akun Fufufafa Milik Gibran

Minggu, 15 September 2024 | 08:14

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

Prabowo Bisa Ajukan Penghentian Wapres Gibran Setelah 20 Oktober

Minggu, 15 September 2024 | 10:26

KAHMI Kumpulan Intelektual Banci?

Sabtu, 14 September 2024 | 14:45

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

UPDATE

TPPO Masih Marak, BP2MI Gagal Jalankan Tugas

Senin, 16 September 2024 | 23:50

Megawati Ulas Perjalanan Hubungan RI-Rusia Sejak Era Bung Karno

Senin, 16 September 2024 | 23:26

Prabowo Tantang RK-Suswono Menangkan Pilgub Jakarta

Senin, 16 September 2024 | 23:03

Ingatkan Pidato Bung Karno di PBB Tahun 1960, Megawati: Hukum Internasional Jangan Jadi Alat Hegemoni

Senin, 16 September 2024 | 22:59

Bang Doel: Ngapain jadi Gubernur DKI Kalau Gak Perhatiin Persija!

Senin, 16 September 2024 | 22:48

Polisi Kejar Tersangka Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan Keliling di Sumbar

Senin, 16 September 2024 | 22:28

Pelari Sumut Nella Agustin Pecahkan Dua Rekor Lari Gawang 400 Meter

Senin, 16 September 2024 | 22:22

Pendirian Kampus St Peterburg University di Indonesia Semakin Terbuka

Senin, 16 September 2024 | 22:04

CSPS SKSG UI Siapkan Gagasan Besar untuk Prabowo yang bukan 'Omon-omon'

Senin, 16 September 2024 | 21:42

Sukses Rakerwil Jakarta, BEM KSI Serukan Pilkada Damai

Senin, 16 September 2024 | 21:36

Selengkapnya