Berita

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri di Universitas Saint Petersburg, di Rusia pada Senin waktu setempat (16/9)/Ist

Dunia

Kuliah Umum di Universitas St.Petersburg

Megawati Ulas Perjalanan Hubungan RI-Rusia Sejak Era Bung Karno

SENIN, 16 SEPTEMBER 2024 | 23:26 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Hubungan Rusia-Indonesia sejak dulu selalu menjaga komitmen untuk hidup berdampingan secara damai. 

Hal itu disampaikan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri dalam kuliah umum bertajuk ‘Tantangan Geopolitik dan Pancasila Sebagai Jalan Tata Dunia Baru’ dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Ke-300 Universitas Saint Petersburg, di Rusia pada Senin waktu setempat (16/9). 

Ratusan mahasiswa serta sivitas akademika dari Universitas Saint Petersburg hadir dalam acara tersebut.

Megawati pun mengulas perjalanan panjang hubungan antara Indonesia-Rusia. 

Ia mengawali dengan mengatakan bahwa kedatangannya di Rusia ini melekat dengan berbagai kenangan sejarah.

“Pertama, ketika Dr. Ir. Soekarno atau yang sering disebut Bung Karno, Proklamator, dan Presiden Pertama Republik Indonesia berkunjung ke Uni Soviet pada tahun 1956, dan bertemu dengan Presiden Voroshilov. Bung Karno sungguh terkesan terhadap jalan sosialisme dan prinsip koeksistensi yang diterapkan,” kata Megawati.

Kedua, Megawati bercerita Bung Karno pada tahun 1962 menerima kunjungan balasan Presiden Rusia Nikita Khrushchev. 

Selain mendapat bantuan pembangunan Gelora Bung Karno yang saat itu merupakan stadion terbesar di Asia Tenggara, Indonesia juga mendapatkan bantuan peralatan militer bagi integrasi teritorial kedaulatan wilayah RI. 

“Pada saat itu, Bung Karno memberikan penghargaan Bintang Mahaputra kepada Kosmonot Yuri Gagarin. Penghargaan tertinggi tersebut selain wujud apresiasi kemajuan teknologi ruang angkasa negara ini, juga sebagai sumber keteladanan para pemuda Indonesia untuk membangun visi antariksa,” jelasnya.

Selanjutnya, Megawati bercerita saat dirinya menjadi Presiden Republik Indonesia bertemu dengan Presiden Putin pada tahun 2001 dan 2003. 

Pada saat itu, tata dunia bersifat unipolar di saat perang terhadap terorisme sedang gencar dilakukan. 

“Saya memperkuat kerjasama pertahanan, salah satunya dengan membeli Pesawat Tempur Sukhoi. Pesawat tempur ini sampai sekarang dalam hal teknologi, kemampuan manuver, daya presisi, masih sangat unggul dan membanggakan Angkatan Udara kami,” sambungnya.

Dari semua perjalanan itu, Megawati mengatakan prinsip ini tertuang dalam politik luar negeri Indonesia bebas aktif. 

“Hal yang fundamental yang tidak pernah berubah dalam hubungan Rusia-Indonesia adalah komitmen untuk hidup berdampingan secara damai. Prinsip ini tertuang dalam politik luar negeri Indonesia bebas aktif,” beber Megawati.

Ia melanjutkan, dengan bebas aktif, Indonesia tidak melibatkan diri dalam aliansi blok pertahanan manapun. 

“Bebas aktif bukanlah politik netralitas, namun ia berpihak pada kemanusiaan dan semangatnya anti penjajahan,” ungkap Ketua Umum PDIP tersebut.

Ketua Dewan Pengarah BRIN ini menambahkan, bahwa politik luar negeri bebas aktif dipandu oleh falsafah bangsa Indonesia, yakni Pancasila. 

“Dengan sila kemanusiaan kami bertekad membangun persaudaraan dunia. Dengan keadilan sosial, kami berjuang bagi tatanan dunia yang damai, adil, dan memperjuangkan kesetaraan antar bangsa. Ini contoh implementasi Pancasila dalam hubungan internasional,” jelasnya lagi.

Turut mendampingi Megawati saat kuliah umum di Universitas St. Petersburg, Duta Besar Dunia Pendidikan dan Iptek untuk Universitas St.Petersburg, Prof. Connie Rahakundini Bakrie.

Populer

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

UPDATE

CASN jadi Korban Ketidakpastian Menteri PANRB

Kamis, 13 Maret 2025 | 09:33

Sore Ini Prabowo Gelar Diskusi Panel Bareng Pimpinan Perguruan Tinggi

Kamis, 13 Maret 2025 | 09:28

Pasar Masih Tegang, Yen dan Euro Tertekan oleh Dolar AS

Kamis, 13 Maret 2025 | 09:21

Hendrik PH, Teman Seangkatan Teddy Masih Berpangkat Kapten

Kamis, 13 Maret 2025 | 09:14

Emas Spot Berkilau di Tengah Ketidakpastian Tarif

Kamis, 13 Maret 2025 | 09:07

Kegiatan di Vihara Kencana Langgar SKB Dua Menteri dan Perda Tibum

Kamis, 13 Maret 2025 | 08:56

Bamus Betawi dan Bamus Suku Betawi Sama-sama Terima Hibah Rp8 Miliar

Kamis, 13 Maret 2025 | 08:28

Febri Diansyah Harus Jaga Etika saat Bela Hasto

Kamis, 13 Maret 2025 | 08:10

Kapolri Mutasi 1.255 Pati-Pamen, 10 Polwan Jabat Kapolres

Kamis, 13 Maret 2025 | 07:59

10 Kapolda Diganti, Siapa Saja?

Kamis, 13 Maret 2025 | 07:47

Selengkapnya