Berita

Menko PMK Muhadjir Effendy, Wapres Maruf Amin, dan Menaker Ida Fauziyah dalam acara Paritrana Award BPJS Ketenagakerjaan 2024/Foto:Wapresri

Bisnis

Kenaikan Investasi Perlu Berbanding Lurus dengan Daya Serap Dunia Kerja

KAMIS, 12 SEPTEMBER 2024 | 15:46 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Investasi yang masuk ke Tanah Air harus berbanding lurus dengan potensi penyerapan tenaga kerja.

Berbicara dalam Paritrana Award BPJS Ketenagakerjaan 2024 di Jakarta, Kamis (12/9), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, menekankan lagi bahwa saat ini investasi masih belum optimal dalam penyerapan tenaga kerja. 

Menurutnya, investasi sejauh ini belum berorientasi pada padat karya, tapi padat modal dan padat teknologi.

Namun, meskipun padat teknologi yang berarti masuknya teknologi terbaru akan membantu proses efisiensi dan produktivitas, di sisi lain justru malah memangkas potensi angkatan kerja. 

Begitu juga dalam industri sektor manufaktur, di mana perkembangan teknologi justru membuat  pekerja kehilangan pekerjaannya. Menurutnya hal itu membahayakan daya serap tenaga kerja di Indonesia.

"Karena itu tidak jaminan kenaikan investasi itu berbanding lurus dengan daya serap dunia kerja. Kalau kita tidak bisa mengontrol transfer teknologi, otomasi terutama dengan artificial intelligence ini, maka kita akan menjadi bahaya," kata Muhadjir.

Ia pun meminta kepada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk memastikan implementasi keberpihakan pemerintah terhadap kepentingan angkatan kerja Indonesia. 

Bukan hanya dengan menekan tingkat pengangguran terbuka tapi juga memperhatikan masalah tingkat produktivitas.

Di sisi lain, ada beberapa lapangan kerja yang tersedia, tapi sumber daya manusianya belum produktif. Tidak jarang, lapangan pekerjaan diisi oleh tenaga yang bukan keahliannya.

"Karena itu banyak sekali lapangan kerja di Indonesia ini sebetulnya lebih untuk fokus kepada bagaimana mengentas pengangguran. Belum betul-betul bicara soal bagaimana setiap orang yang bekerja itu betul-betul memang pekerja produktif," jelas Muhadjir. 

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya