Terowongan Silaturahmi yang menggabungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral/Ist
Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, telah berkunjung ke masjid terbesar di Asia Tenggara dan melihat langsung Terowongan Silaturahmi yang tersambung dengan Gereja Katedral.
Terowongan yang menggabungkan dua rumah ibadah yang dibangun oleh Waskita Karya itu memiliki panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, serta lebar 4,1 meter.
Sementara luas terowongan area tunnel sebesar 136 meter persegi, lalu total luas shelter dan tunnel mencapai 226 meter persegi.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menjelaskan, arsitektur terowongan itu dibangun dengan gaya modern, yang mengangkat eksterior menggunakan material transparan. Sehingga membuat kecantikan desain masjid Istiqlal dari Gereja Katedral tidak terhalang dari terowongan.
"Terowongan Silaturahmi tidak hanya menjadi penghubung dan penyambung dua rumah ibadah tersebut. Melainkan juga menjadi simbol kerukunan antarumat beragama pada umumnya, dan umat Islam dan Katolik khususnya," jelas Ermy dalam keterangan resmi, Kamis (5/9).
Menurut Ermy, perseroan merasa bangga bisa membangun Terowongan itu sekaligus merenovasi dan menjadi bagian dari pembangunan masjid kenegaraan.
"Kami berupaya tetap menjaga nilai sejarah, budaya, dan kemegahan Masjid Istiqlal yang selama ini menjadi perhatian dunia," tutur dia.
Ia menjelaskan, diperlukan waktu sekitar dua tahun dalam merenovasi masjid dari 2019 sampai Januari 2021. Dalam renovasinya, Waskita memperbarui aspek tata pencahayaan yang dilengkapi teknologi kekinian sebagai inovasi green building.
Renovasi tersebut merupakan yang pertama dilakukan sejak 42 tahun lalu. Biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 511 miliar bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Masjid Istiqlal diharapkan dapat menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia. Kedatangan Paus Fransiskus ke Istiqlal pun mempertegas status Istiqlal sebagai simbol masjid di Tanah Air," tutur Ermy.
Sebagai infomasi, Waskita Karya turut membangun Masjid Sheikh Zayed di Solo yang merupakan replica dari Masjid Sheikh Zayed Abu Dhabi, Masjid Nasional Al Akbar di Surabaya, serta Masjid Agung di Jawa Tengah. Kemudian merenovasi Masjid Baiturrahman Aceh pada 2015 dan Baiturrahman Semarang pada 2021.