Berita

Ilustrasi/Net

Tekno

China Mulai Gunakan AI untuk Hadang Serangan Siber

SENIN, 19 AGUSTUS 2024 | 09:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah perusahaan di China tidak lagi sepenuhnya memanfaatkan tenaga manusia dan mulai menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif untuk melawan ancaman siber. 

Salah satu perusahaan keamanan siber terkemuka di Tiongkok, Qi-Anxin Group, merilis alat tersebut yang mereka namakan QAX-GPT pada Maret 2204. Alat tersebut diharapkan dapat membantu pengembangan produk keamanan, pendeteksian ancaman dan area kerentanan, serta analisis kejahatan terkait internet.

"Model ini menawarkan kemampuan investigasi dan penilaian yang mendekati kemampuan pakar keamanan tingkat menengah, sementara efisiensinya dalam hal alarm dan penilaian lebih dari 60 kali lipat dari upaya manual," kata Qi Xiangdong, ketua Qi-Anxin, seperti dikutip dari CGTN, Senin (19/8).

Sejak ChatGPT, yang dikembangkan oleh OpenAI, menggemparkan dunia pada akhir tahun 2022, raksasa teknologi dan perusahaan rintisan di seluruh dunia telah bergegas untuk bergabung dalam perlombaan AI dengan meluncurkan chatbot AI serupa, serta aplikasi industri berdasarkan model bahasa besar.

Para ahli yakin bahwa alat AI generatif menurunkan hambatan masuk bagi pelaku ancaman dengan kemampuan pemrograman atau keterampilan teknis terbatas, dan memperingatkan bahwa peretas telah mulai menggunakan alat AI generatif untuk membuat malware, web gelap, dan alat lain untuk melakukan serangan siber.

Namun, perangkat AI semacam itu merupakan pedang bermata dua bagi keamanan jaringan. Ada juga kasus di mana perangkat AI generatif telah dibentuk menjadi senjata untuk melawan serangan siber.

Kurangnya personel dan sumber daya keamanan jaringan, yang menyebabkan alarm diabaikan atau salah penanganan, merupakan kerentanan terbesar yang dihadapi keamanan jaringan, menurut survei oleh Qi-Anxin.

"Untuk menghindari gangguan pada operasional, 99 persen alarm yang mengindikasikan ancaman keamanan siber memerlukan analisis pakar. Namun, jumlah pakar di perusahaan mana pun terbatas jika dibandingkan dengan jumlah kejadian alarm yang sangat banyak. Oleh karena itu, sistem analisis komprehensif yang didukung oleh AI akan sangat meningkatkan pertahanan keamanan," kata Qi.

Zhang Zhuo, wakil presiden Qi-Anxin berpendapat, jika dibandingkan dengan pakar manusia, QAX-GPT belajar jauh lebih cepat, memperoleh keahliannya dari kumpulan analisis, laporan, dan artikel terkait keamanan siber.

"Tantangan yang dihadapi keamanan siber adalah kelangkaan tenaga ahli, kelelahan manusia akibat alarm, dan hambatan efisiensi. Model skala besar memungkinkan kita untuk bertransformasi dari mereproduksi barang menjadi mereproduksi pengalaman para ahli," kata Zhang.

China telah menjadi korban utama peretasan dan serangan siber. Laporan yang dirilis oleh pengawas keamanan siber, Tim Teknis Tanggap Darurat Jaringan Komputer Nasional/Pusat Koordinasi Tiongkok menyebutkan lebih dari 42 juta serangan malware terdeteksi di China pada tahun 2020.

Populer

Cak Imin Minta Kapolri Bubarkan Muktamar PKB Tandingan

Kamis, 15 Agustus 2024 | 12:52

Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Ternyata Terima Dana Korupsi DJKA

Kamis, 15 Agustus 2024 | 11:21

Bawaslu Buka Pendaftaran 1.984 Formasi CPNS

Jumat, 16 Agustus 2024 | 08:44

KPK Dapat Petunjuk Dugaan Suap PAW PDIP dari Buku Hasto

Kamis, 08 Agustus 2024 | 19:35

Situasi Politik Berubah, PKS Minta Maaf Batal Dukung Anies

Minggu, 18 Agustus 2024 | 13:55

Suswono Jalan Tengah Selamatkan Marwah PKS

Kamis, 15 Agustus 2024 | 16:03

Pengamat: Intervensi Kekuasaan Penyebab Airlangga Mundur

Minggu, 11 Agustus 2024 | 19:13

UPDATE

Seperti di Pilkada Jakarta, KIM Plus Potensi Terbentuk di Jabar

Senin, 19 Agustus 2024 | 06:05

Jokowi Didorong Pilih Tokoh Muhammadiyah Pimpin BPIP

Senin, 19 Agustus 2024 | 05:49

Sopir Dicekoki Miras, Truk di SPBU Dibawa Kabur

Senin, 19 Agustus 2024 | 05:29

Bey Optimistis Jabar Cetak Hattrick di PON XXI

Senin, 19 Agustus 2024 | 05:21

Bidik Kursi Wagub Lampung, Jihan Nurlela akan Mundur dari DPD RI

Senin, 19 Agustus 2024 | 04:31

Karpet Merah di Jakarta Bukan untuk Ridwan Kamil

Senin, 19 Agustus 2024 | 04:08

Ratusan Narapidana di Jabar Bebas di Hari Kemerdekaan

Senin, 19 Agustus 2024 | 04:00

Pengelola Kawasan Wajib Beri Akses Masyarakat ke Area Umum

Senin, 19 Agustus 2024 | 03:37

Golkar Perintahkan Kader Beringin RT/RW Sosialisasikan Ridwan Kamil

Senin, 19 Agustus 2024 | 03:24

Banyak Kepala SKPD Diisi Plt, Aktivis Soroti Kinerja Sekda Joko

Senin, 19 Agustus 2024 | 03:01

Selengkapnya