Berita

Diskusi publik Lesbumi NU dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta/Ist

Politik

Kontribusi Lesbumi NU Yogyakarta Majukan Kesenian Diapresiasi DPD

SELASA, 06 AGUSTUS 2024 | 02:15 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Pengurus Wilayah Lembaga Seni dan Budaya Muslim Indonesia Nahdlatul Ulama (PW Lesbumi NU) D.I. Yogyakarta mengadakan diskusi publik dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta beberapa waktu lalu. 

Jika biasanya diselenggarakan dengan gegap gempita heroisme pahlawan di masa lalu, Lesbumi DIY melihat dari sisi yang lain untuk diangkat sebagai tema, yaitu "Situasi Seni dan Seniman Pada Masa Kemerdekaan".

Diskusi ini mendapatkan apresiasi dari anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari DIY Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. Menurutnya, diskusi ini menarik karena diselenggarakan sebagai upaya kita mengingat dan mengenang jasa para pahlawan, para pendahulu dari kacamata seni. 


Pria yang akrab disapa Gus Hilmy tersebut mengajak peserta diskusi untuk mencermati peristiwa Proklamasi RI, di mana saat Presiden Soekarno membaca naskah proklamasi, terdapat lukisan di belakangnya. 

"Itu lukisan “Memanah” karya Henk Ngantung barangkali menjadi inspirasi kita dalam perjuangan kemerdekaan. Barangkali karena mewakili semangat perjuangan dan perlawanan “bambu runcing” yang ingin digelorakan melalui kanvas pelukisnya, di samping karena kemampuan kita waktu itu belum mampu membeli senjata api," kata anggota Komite I DPD RI tersebut dalam keterangan yang diterima redaksi, Senin (5/8). 

Melihat sejarahnya, menurut Gus Hilmy, perkembangan seni di Indonesia memiliki hubungan dengan dinamika politik. Namun kemudian politik membuat kelompok-kelompok seniman saling berseberangan. 

“Yang menarik, meskipun para seniman berpolemik, tetap dapat memberikan inspirasi dan penyadaran melalui karya-karya. Di sinilah sebenarnya kita juga berharap dari para seniman. Kemerdekaan kita dari penjajah barangkali sudah cukup lama, 79 tahun lamanya,” jelas dia. 

“Akan tetapi pasti kita semua tahu, masih banyak penjajahan di sekitar kita. Kita belum sepenuhnya merdeka dari persoalan-persoalan kebangsaan kita, yang itu perlu para seniman campur tangan melalui karya-karyanya demi menyadarkan masyarakat luas,” tutur pria yang juga Katib Syuriah PBNU tersebut.

Anggota MUI Pusat tersebut memberikan contoh bagaimana negara sudah tidak memiliki garis besar haluan negara (GBHN) sehingga arah negara tergantung pada yang berkuasa. Baik legislatif maupun eksekutif, semuanya adalah representasi partai politik, yang pengkaderannya seringkali tidak jelas. Di sinilah seniman diharapkan menjadi penyeimbang melalui gerakannya.

Hadir dalam kesempatan tersebut adalah Dekan Fakultas Dirasah Islamiyah Achmad Munjid, M.A., Ph.D., Ketua PW Lesbumi NU DIY Awaluddin G Muallif, dan para narasumber seniman Nasirun, arsiparis Muhidin M. Dahlan, dan sejarawan seni Aminuddin TH Siregar.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya