Atlet Panahan Indonesia, Diananda Choirunisa saat berlaga di Olimpiade Paris 2024/Net
Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) tidak pernah melakukan ajakan untuk memboikot produk-produk Perancis.
Penegasan ini disampaikan Ketua Umum Fatayat NU, Margaret Aliyatul Maimunah terkait adanya polemik pelarangan pemakaian hijab bagi atlet asal Perancis di Olimpiade Paris 2024.
“Saya sebagai Ketum PP Fatayat NU belum pernah melakukan ajakan kepada masyarakat Indonesia untuk memboikot produk-produk Prancis,” ujarnya, Selasa (5/8).
Sejauh ini kata Margaret, dirinya belum pernah mengeluarkan pernyataan apapun terkait kontroversi yang diakibatkan pelarangan pemakaian hijab bagi atlet Prancis yang disampaikan oleh Menteri Olahraga Perancis, Amelia Qodea-Castera.
“Saya belum pernah memberikan pernyataan apapun terkait hal itu,” ucapnya.
Seperti diketahui, kontroversi pelarangan pemakaian hijab muncul setelah Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera melarang penggunaan hijab untuk atlet Prancis di Olimpiade 2024. Ia memastikan tidak boleh ada atlet tuan rumah yang memakai hijab selama ajang berlangsung.
"Perwakilan delegasi kami dari tim Prancis tidak akan menggunakan kerudung," katanya.
Amelie menyatakan sikap ini untuk mencegah 'proselytism', sebuah istilah yang diartikan tindakan mengajak orang lain untuk mengikuti ajaran agama atau sikap politik tertentu dengan gaya hidup sehari-hari.
"Terdapat pelarangan terhadap segala bentuk 'proselytism', karena netralitas pelayanan publik bersifat absolut," ujarnya.
Pernyataan ini dikecam oleh organisasi non-pemerintah Amnesty International.
"Larangan penggunaan hijab di Olimpiade 2024 tersebut melemahkan upaya menjadikan olahraga lebih inklusif dan membuktikan bahwa atlet muslim berhijab di Prancis akan terus mendapat diskriminasi,” tulis organisasi ini.
Dalam laporan Amnesty International disebutkan Prancis adalah satu-satunya negara Eropa peserta Olimpiade yang melarang hijab untuk kontingennya di Olimpiade 2024 dan Paralimpiade 2024. Selain itu, Prancis adalah satu-satunya dari 38 negara di Eropa yang memboikot hijab di berbagai olahraga seperti sepak bola, basket, dan voli.
Pun begitu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyatakan bahwa tidak ada pelarangan serupa terhadap atlet negara lain di Olimpiade 2024. Namun di satu sisi, pelarangan hijab bagi atlet disebut tidak sejalan dengan regulasi IOC dan tidak ada teguran kepada Prancis terhadap ini.
Selain itu, IOC memastikan tidak ada larangan bagi wanita berhijab selama berada di wisma atlet. Selama di sana, para peserta dibebaskan menunjukkan identitas agama dan budaya.
"Untuk wisma atlet hanya peraturan IOC yang berlaku. Tidak ada larangan menggunakan hijab atau simbol agama dan budaya," tulis IOC.