Berita

Anggota Dewan Pakar Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS)/Ist

Politik

Tak Mampu Jalankan Tugas, BHS Dorong Pembubaran Bapanas

JUMAT, 02 AGUSTUS 2024 | 23:42 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta masyarakat untuk tidak makan nasi berlebihan agar Indonesia tidak mengimpor beras. 

Pernyataan Kepala Bapanas itu sontak langsung mendapat tanggapan dari berbagai kalangan.

Anggota Dewan Pakar Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) menilai pernyataan yang dilontarkan kepala Bapanas itu menandakan ketidakmampuan dan kurangnya rasa tanggung jawab atas tugas pokok dan fungsi Bapanas.


Dia berpendapat, sebagai kaki tangan presiden di bidang pangan, Bapanas seharusnya mencari solusi dan peta jalan pangan Indonesia agar Indonesia bisa mewujudkan kemandirian pangan.

"Ini justru kurang bertanggung jawab dan tidak mengerti Tupoksi Bapanas sebagai pengkoordinir semua lembaga dan kementerian yang berkaitan dengan pangan mulai dari Kementerian Pertanian, KKP, Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN (Bulog) dan Kepala Daerah di semua Provinsi dan Kabupaten di Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2021. Harusnya Bapanas bukan malah menekan rakyat untuk mengurangi makan nasi," kata BHS kepada RMOL, Jumat (2/8). 

Lanjut dia, saat ini masyarakat kalangan bawah sudah mengalami kesulitan untuk membeli beras karena mahalnya harga.

Bahkan masyarakat menengah ke atas pun sudah mulai mengurangi konsumsi nasi dengan sendirinya karena takut kelebihan karbohidrat dan gula 

“Maka sudah barang tentu masyarakat Indonesia dengan sendirinya mengurangi konsumsi beras,” tegasnya.

Anggota DPR-RI terpilih periode 2024-2029 ini menyebut Kepala Bapanas tidak paham bahwa Indonesia memiliki 70 juta hektare lahan tanam. Sekitar 7 juta hektare lahan tersebut diperuntukan untuk pertanian beras.

"Kalau pertanian didorong maksimal produktivitasnya, 1 hektare lahan pertanian beras bisa menghasilkan 8 ton gabah secara normal dan maksimalnya 12 ton gabah sekali panen. Maka hasil pertanian di Indonesia bisa mencapai 56 juta ton gabah atau sekitar 36 juta ton beras sekali panen," beber caleg terpilih pemilik suara tertinggi di Dapil Jatim 1 yang meliputi Surabaya dan Sidoarjo tersebut.

Masih kata BHS, sedangkan kebutuhan beras di setiap tahunnya hanya berkisar 31 juta ton. Sehingga seharusnya Indonesia bisa surplus 6 juta ton beras dengan sekali panen untuk 1 tahun.

"Apabila kita bisa 2 kali panen, normalnya sesuai dengan zaman orde baru. Maka kita bisa menghasilkan 70 juta ton beras di setiap tahunnya. Sehingga kita punya persediaan pangan di lumbung pangan kita dan bahkan kita bisa mengekspor ke negara yang membutuhkan. Padahal di Thailand tanam dan panen beras bisa 4-5 kali dalam satu tahun," bebernya lagi.

Sambung BHS, Bapanas seharusnya memaksimalkan hasil pangan. Bukan malah menyalahkan rakyat karena ketidakmampuan mengelola pangan nasional.

“Padahal sudah ditugaskan langsung oleh Presiden untuk mengkoordinir stakeholder pangan yang ada di Indonesia, dan seharusnya tugas Bapanas juga mengkoordinir pemerataan kecukupan pangan serta kualitas pangan dan gizi untuk masyarakat,” tegasnya lagi.

Apalagi, sambung BHS, ada pernyataan dari Bapanas di mana masyarakat diminta untuk menanam cabai rawit di rumah, karena harga cabai sangat mahal di Indonesia. 

“Ini terlihat bahwa Bapanas sangat tidak mampu untuk mengkoordinasikan stakeholder pangan untuk stabilitas 11 komoditas pangan yang harus dijamin oleh pemerintah dari sisi kecukupan, harga, dan kualitas,” ungkap BHS.

"Kalau memang Bapanas sudah tidak mampu melaksanakan tugasnya, seyogyanya Presiden bisa membubarkan lembaga tersebut," pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya