Berita

Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara zikir dan doa kebangsaan yang diselenggarakan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis malam (1/8)/BPMI Setpres

Politik

Permintaan Maaf Jokowi Aneh dan Patut Dipertanyakan Ketulusannya

JUMAT, 02 AGUSTUS 2024 | 17:39 WIB | LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA

Permintaan maaf yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara zikir dan doa kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Kamis malam (1/8) dinilai aneh. Bahkan patut dipertanyakan. 

Sebab, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana, survei kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf justru meningkat saat mendekati akhir masa jabatan. 

"Aneh juga Presiden Jokowi minta maaf ke publik, sedangkan hasil survei kepuasan atas kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf terakhir (Mei-Juni 2024) meningkat di tahun terakhir masa jabatannya (75,6 persen)," kata Gde kepada redaksi Jumat (2/7). 


Apalagi, lanjut Gde Siriana, agenda politik dinasti Jokowi berhasil tanpa ada hambatan dari partai-partai politik. Parpol pun sebagai representasi rakyat selama ini tidak ada yang tegas menyatakan ketidakpuasan atau kekecewaan atas kinerja Jokowi-Maruf. 

"Jadi dalam pandangan saya, perlu dipertanyakan ketulusan dalam pernyataan maaf tersebut," jelasnya. 

Lanjut Gde, jangan sampai permintaan maaf tersebut hanya sebagai formalitas saja diutarakan kepada rakyat dalam situasi doa bersama. 

Jika hanya sekadar formalitas, menurut Gde, bisa terlihat dari tidak spesifiknya tujuan permintaan maaf yang disampaikan Jokowi. 

"Pernyataan maaf Jokowi makin terkesan formalitas, karena tidak disertai dengan pernyataan penyesalan mendalam atas suatu perbuatan atau kebijakan yang mana. Publik tentu saja tidak berharap presiden Jokowi menyampaikan kata maafnya dengan air mata sesenggukan, tetapi dengan kalimat penyesalan sudah pasti akan merujuk pada suatu perbuatan/kebijakan," paparnya. 

"Misalnya, Jokowi menyesal dengan mendorong Gibran jadi Cawapres di saat dia masih berkuasa," tegas Gde. 

Ditambahkan Gde, perlu ada penjelasan yang konkret di balik permintaan maaf Jokowi, agar rakyat bisa mengetahui maksud dan tujuan pernyataan tersebut. 

Sebelumnya, Jokowi meminta maaf atas kesalahan yang ia lakukan selama menjabat sebagai Presiden RI. 

"Dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor KH Maruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini," kata Jokowi.  

"Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Hanya milik Allah, kerajaan langit dan bumi serta apa pun yang ada di dalamnya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu," imbuh Jokowi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya