Isu tentang adanya jentik-jentik nyamuk di dalam sebuah galon air minum dalam kemasan (AMDK) yang beredar melalui media sosial TikTok perlu diragukan kebenarannya.
Menurut Prof. Dr. Hardinsyah, MS, Guru Besar dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB), nyamuk tidak hidup di dalam tanah atau di air artesis,
Air artesis adalah air tanah dalam yang berada di antara dua lapisan kedap air (impremeable).
“Di sumur dalam tidak ada insect apalagi artesis itu sumurnya biasanya terjaga,” ujar Hardinsyah.
Ia menjelaskan, dalam proses produksinya, apalagi perusahaan AMDK yang besar, sistem pengawasan mutunya tidak bisa main-main. Sistem sanitasi di ruangan produksinya juga pasti lebih terawasi saat mereka memasukkan air ke dalam galon yang satu ke galon lainnya.
“Mereka juga ada sistem penyaringan sampai sekian mikro itu bisa kesaring, dan semua galon sebelum diisi itu juga disterilkan terlebih dulu. Jaminan mutu setiap pabrik kan ada, seperti jaminan mutu alat, bahan, kemasannya, dan lain-lain. Ada juga yang pakai sensor, apalagi yang besar,” tuturnya
Dia juga menyampaikan bahwa kondisi galon yang tersegel itu tidak ada udara di dalamnya. “Jadi aneh jika ada jentik yang bisa masuk ke dalamnya,” tukasnya.
Ia pun mengingatkan agar konsumen perlu bertanggung jawab saat memberikan ulasan.
Hal senada juga disampaikan Kepala Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Trilogi, Hermawan Seftiono.
Menurutnya, satu kali produksi tidak mungkin hanya mengisi satu galon saja tapi pasti ada beberapa galon.
“Nah, kalau ada galon yang tercemar jentik kemungkinan galon-galon yang diproduksi dalam waktu yang bersamaan juga pasti ada yang tercemar. Anehnya, kok hanya satu saja yang ada jentik nyamuknya,” ujarnya penuh tanya.
Kecuali, kata Anggota Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) ini, dalam satu wilayah ada beberapa toko yang mengalami hal serupa.
“Jadi, dugaan saya mungkin saja ada orang yang iseng tiba-tiba diinjeksikan larutan yang ada jentik nyamuknya dengan menggunakan jarum suntik ke dalam galon tersebut untuk persaingan dagang,” ungkapnya.
Konsumen harus memberikan laporan yang objektif, jangan sampai pelaporan yang tidak bertanggung jawab itu mendatangkan masalah bagi si konsumen dengan industrinya, terutama jika industri telah melakukan proses sesuai dengan peraturan BPOM.
“Takutnya, konsumennya jadi bermasalah karena sudah memviralkannya tanpa tervalidasi. Apalagi dia memviralkan melalui TikTok yang semua orang bisa mengesharenya,” ucapnya.
Dosen sekaligus pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Akhmad Zainal Abidin juga mengatakan tidak mungkin bisa ada jentik nyamuk masuk ke dalam AMDK galon.
“Kalau jentik nyamuk ada di sana tidak mungkin terjadi pada air galon pabrik yang telah melewati proses filtrasi pasir, filtrasi membrane, ozonisasi dan sterilisasi UV,” tandasnya.
Dia mengatakan perlu adanya pemeriksaan terhadap pengambilan dan asal usul AMDK galon tersebut. “Sampel yang benar haruslah repeatable, tidak boleh hanya ada di dalam satu sampel saja,” katanya.