Berita

Nguyen Phu Trong/Net

Dunia

Ketua Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong Meninggal Dunia di Usia 80

SABTU, 20 JULI 2024 | 08:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Setelah menderita sakit serius, ketua Partai Komunis Vietnam (VCP) Nguyen Phu Trong akhirnya mengembuskan napas terakhir di usia 80 tahun pada Jumat (19/7) waktu setempat.

Kabar meninggalnya tokoh yang dikenal keras terhadap tindakan korupsi dan telah mengantarkan era hubungan kuat antara Vietnam dengan AS tersebut dimuat di situs Pemerintah.

Postingan web tersebut, mengutip informasi dari tim medis Trong, mengatakan dia meninggal pada Jumat sore setelah beberapa waktu sakit.

"Presiden Vietnam To Lam untuk sementara mengambil alih tugas Trong pada Kamis karena kebutuhan untuk terus memprioritaskan waktu bagi sekretaris jenderal untuk fokus pada pengobatan aktif,” kata Politbiro partai tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Sabtu (20/7).

Trong menjabat posisi sebagai orang nomor satu di partai selama 13 tahun.

Ia lahir dari keluarga petani pada tahun 1944, ketika Vietnam masih menjadi koloni Prancis tetapi diduduki oleh Jepang selama Perang Dunia II.  

Sebagai seorang mahasiswa, pada puncak Perang Vietnam, ia bergabung dengan partai buruh yang kemudian menjadi partai yang berkuasa saat ini.

Ia memegang serangkaian peran, mulai dari mengedit majalah partai hingga menjabat sebagai ketua parlemen dan sekretaris komite partai di parlemen.

Penutur bahasa Rusia ini mempelajari pembangunan partai dan sastra sebelum mengabdikan karirnya pada komunisme.  

Trong belajar di Uni Soviet dari tahun 1981 hingga 1983, yang menimbulkan spekulasi bahwa di bawah kepemimpinannya, Vietnam mungkin akan semakin dekat dengan Rusia dan Cina.

Namun, negara Asia Tenggara itu mengikuti kebijakan pragmatis “diplomasi bambu,” sebuah frasa yang ia ciptakan untuk merujuk pada fleksibilitas tanaman itu, yang mampu tunduk namun tidak patah dalam perubahan arah geopolitik.

Trong menjabat sebagai Sekretaris Jenderal, posisi politik tertinggi di Vietnam, pada tahun 2011, setahun sebelum Xi Jinping menjadi rekannya di Tiongkok. 

Karir mereka berlanjut secara paralel, dengan keduanya akhirnya memenangkan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya dan melancarkan pemberantasan korupsi yang juga dipandang sebagai alat untuk melawan saingannya.

Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

UPDATE

Tiga Hakim PN Surabaya Tersangka Dugaan Suap Diperiksa di Kejagung

Selasa, 05 November 2024 | 14:04

Beberapa Jam Sebelum Pilpres AS, Korut Luncurkan Rudal Balistik ke Laut Timur

Selasa, 05 November 2024 | 13:58

Pembiayaan Hijau Jadi Kunci Percepatan SDGs

Selasa, 05 November 2024 | 13:58

Dipimpin Titiek Soeharto, Komisi IV DPR Rapat Bareng Kementan

Selasa, 05 November 2024 | 13:57

Cegah Pelanggaran Etik, DKPP Rakor Bareng 622 Penyelenggara Pemilu

Selasa, 05 November 2024 | 13:53

Susun Prolegnas 2025-2029, Baleg DPR Bahas Revisi UU Hak Cipta

Selasa, 05 November 2024 | 13:51

BPOM Sita Puluhan Ribu Kemasan Latio Imbas Kasus Keracunan

Selasa, 05 November 2024 | 13:45

Laporan Dugaan Gratifikasi Private Jet Kaesang Masih Berproses di KPK

Selasa, 05 November 2024 | 13:36

DKPP Terima 584 Pengaduan Pilkada, Terbanyak di Sumut

Selasa, 05 November 2024 | 13:35

Masih Sakit, Megawati Belum Bisa Bertemu Prabowo

Selasa, 05 November 2024 | 13:20

Selengkapnya