Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Kinerja Obligasi Indonesia Makin Tertinggal dari Filipina

KAMIS, 18 JULI 2024 | 15:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Prospek pemangkasan suku bunga di Filipina mendorong reli obligasi negara tersebut, dan menempatkannya di atas Indonesia. 

Prospek kebijakan moneter menjadi pusat perhatian investor.

Imbal hasil obligasi acuan Filipina berjangka 10 tahun telah merosot sejak awal Mei, sementara obligasi Indonesia tetap tinggi, memperlebar kesenjangan ke posisi terbesar sejak September 2022. 

Imbal hasil Filipina kemungkinan bergerak lebih jauh karena Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) bersiap untuk pemangkasan suku bunga paling cepat pada Agustus nanti. Sementara itu defisit fiskal dan kekhawatiran mata uang membebani obligasi Indonesia.

Dikutip dari Bloomberg, Kamis (18/7), obligasi 10 tahun Filipina dan Indonesia sama-sama menawarkan imbal hasil lebih dari 6%, merupakan yang tertinggi di antara negara-negara berperingkat layak investasi di dunia. Prospek jangka pendek untuk obligasi peso berubah semakin menguntungkan karena inflasi menurun menjadi di bawah 4 persen dari puncaknya hampir 9 persen awal tahun lalu.

Manajer reksadana pendapatan tetap di abrdn Plc, Singapura, Jerome Tay, mengatakan bahwa pasar Indonesia menjadi lebih menantang dibandingkan sebelumnya, mengacu pada kabar yang beredar seputar potensi peningkatan rasio utang terhadap produk domestik bruto Indonesia.

Utang lokal Filipina diperkirakan akan memberi investor keuntungan sebesar 2,5 persen bulan ini, yang terbanyak di Asia, menurut indeks obligasi pemerintah mata uang lokal Bloomberg. 

Utang Indonesia diperkirakan akan menghasilkan pengembalian 1,7 persen selama periode yang sama, setelah mengungguli obligasi Filipina pada kuartal kedua.

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah dan mengisyaratkan kesabaran sebelum beralih ke sikap pelonggaran di tengah tekanan depresiasi rupiah. 

Namun, bank sentral mengisyaratkan mereka mungkin memiliki ruang untuk menurunkan biaya pinjaman akhir tahun ini.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya