Berita

Ilustrasi Foto/Net

Politik

Partai Negoro: Trenggono Gagal Sejahterakan Masyarakat Pesisir

SENIN, 08 JULI 2024 | 14:20 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dinilai terus membuat program yang tak ada manfaatnya.

Sejak Sakti Wahyu Trenggono menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP), sederet program dan kebijakan gagal.

Mulai penangkapan ikan terukur berbasis kuota, ekspor benih lobster,  program budidaya, startup perikanan hingga laporan keuangan yang bermasalah.


Hal itu disampaikan Ketua Geomaritim Partai Negoro, Rusdianto Samawa dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Senin (8/7).

“Saat ini KKP meluncurkan Neraca Sumber Daya Laut Indonesia. Besok tak mengerti apalagi. Nggak ada yang strategis program KKP untuk kesejahteraan nelayan. Sementara, indeks konsumsi ikan masyarakat sangat rendah, masih mayoritas lele, daging ayam, gorengan, telur hingga makanan rujak, Mestinya KKP pertimbangkan hal-hal strategis agar rakyat bisa makan ikan setiap hari per rumah tangga," jelas Rusdianto.
 
Lanjut dia, semua program KKP lebih kepada hanya melempar kesalahan kepada nelayan akibat lingkungan rusak. Selanjutnya kesalahan kepada petani garam karena NaCl rendah.

“Kemudian kesalahan kepada pembudidaya karena modalnya kecil dan terus doktrin seperti ini dimainkan dalam program kebijakan,” ungkap Rusdianto.

"Trenggono gagal dalam berbagai paket kebijakan yang bisa sejahterakan masyarakat pesisir. Sementara, kebocoran data VMS (Vessel Monitoring System) dibiarkan, penyelundupan benih lobster tak serius ditangani, kesehatan laut kian terancam," tambahnya menegaskan.

Masih kata Rusdianto, kerugian negara sudah ribuan triliun atas aktivitas ilegal di sektor kelautan perikanan. Nelayan tak kunjung sejahtera.

“Kebijakan pemerintah tak menyentuh rakyat. Pelaksana kebijakan selalu diserahkan pada kekuatan oligarki. Padahal penting kerja sama dengan nelayan dan masyarakat pesisir untuk distribusi keadilan dan kesejahteraan," tandasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya