Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Kemenperin Cemas Optimisme Pelaku Industri Menurun Gara-gara Regulasi

SELASA, 04 JUNI 2024 | 11:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Mei 2024 berada di level 52,1, melambat dibanding bulan sebelumnya yang berada di posisi 52,9.

PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2024 mampu melampaui PMI Manufaktur Jerman (45,4), Prancis (46,7), Vietnam (50,3), Jepang (50,4), Taiwan (50,9), Amerika Serikat (50,9), Inggris (51,3), Korea Selatan (51,6), China (51,7), dan Filipina (51,9).

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif dalam siaran pers di Jakarta mengatakan terjadinya perlambatan PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2024 ini bisa dipengaruhi oleh regulasi yang dianggap tidak pro bisnis kepada para pelaku industri dalam negeri, misalnya penerbitan Permendag No 8/2024 tentang Perubahan Ketiga atas Permendag No 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.

Aturan baru yang berlaku sejak 17 Mei 2024 ini dinilai sebagai salah satu kebijakan yang tak pro sektor usaha di Indonesia. Yang kemudian menambah beban bagi industri hingga menyebabkan laju manufaktur nasional melambat.

"Walaupun PMI kita masih solid dan sehat, tetapi sudah mulai turun. Kami khawatir penurunan ini sebagian disebabkan oleh regulasi yang tidak pro ke pelaku industri, yang dianggap kurang bersahabat dengan sektor manufaktur, salah satunya Permendag No. 8/2024, sehingga mempengaruhi optimisme pelaku industri dalam negeri," papar Febri, dikutip Selasa (4/6).

Kemenperin akan terus berupaya agar Permendag 8/2024 tidak membawa sentimen negatif yang lebih dalam bagi pelaku industri manufaktur di Indonesia, sehingga PMI bulan depan tidak akan merosot lagi.

"Kami sudah menerima masukan dari banyak asosiasi sektor industri yang menyatakan keberatannya atas penerapan Permendag 8/2024, dan itu pun sudah disampaikan mereka kepada publik oleh masing-masing asosiasi," tuturnya.

Populer

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

Pimpinan DPRD hingga Ketua Gerindra Sampang Masuk Daftar 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim

Selasa, 16 Juli 2024 | 19:56

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Pengusaha Tambang Haji Romo Diancam Dijemput Paksa KPK

Minggu, 14 Juli 2024 | 17:02

KPK Perlu Selidiki Program KKP Ekspor BBL Berkedok Budidaya

Selasa, 09 Juli 2024 | 18:28

UPDATE

Kinerja Bahlil Dinilai Sukses Dongkrak Investasi Topang Ekonomi

Jumat, 19 Juli 2024 | 20:05

Pilih Anwar Hafid, Jebolan D'Academy: Sudah Teruji di Morowali

Jumat, 19 Juli 2024 | 19:55

Rekapitulasi Ulang Pileg DPD Sumbar Rampung Pekan Depan

Jumat, 19 Juli 2024 | 19:50

Hati-hati, Modus Judi Online Pakai Deposit Pulsa

Jumat, 19 Juli 2024 | 19:33

Rokok Ilegal Makin Subur jika Tarif Cukai Disederhanakan

Jumat, 19 Juli 2024 | 19:23

KPK Akan Periksa Walikota Semarang Terkait 3 Pidana Korupsi

Jumat, 19 Juli 2024 | 19:16

Mantan Sespri Prabowo Diusung Gerindra Sebagai Calon Walikota Bandung

Jumat, 19 Juli 2024 | 18:53

IHSG Ditutup Merah, 320 Saham Lesu

Jumat, 19 Juli 2024 | 18:53

Putri Suku Oburauw Papua Barat Ingin Mengabdi Lewat Polri

Jumat, 19 Juli 2024 | 18:42

Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Rp16.191 per Dolar AS

Jumat, 19 Juli 2024 | 18:37

Selengkapnya