Berita

Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto/Net

Dunia

Prabowo Diprediksi Mampu Ajak Korut Jaga Stabilitas Kawasan

JUMAT, 31 MEI 2024 | 13:52 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Utara yang terjalin erat selama kepemimpinan Presiden Soekarno, diperkirakan akan berlanjut di era presiden terpilih Prabowo Subianto.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Bidang Luar Negeri DPP Partai Gerindra Irawan Ronodipuro dalam acara webinar "Strategic Crossroads: Navigating the North Korean Challenge in East Asian Security and Indonesian Foreign Policy" yang digelar atas kolaborasi Marapi Consulting and Advisory, Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) dan Kantor Berita Politik RMOL pada Kamis siang (31/5).

Irawan memaparkan tentang ketegangan militer Semenanjung Korea yang belakangan terus meningkat sejalan dengan latihan senjata nuklir Korea Utara.

Sebagai negara yang memiliki hubungan diplomatik dan sejarah persahabatan, Irawan menilai, Indonesia mampu mengambil peran dalam upaya meredakan ketegangan di wilayah tersebut.

Dia menceritakan bagaimana kedekatan Presiden Soekarno dengan pemimpin tertinggi Korea di masa itu, Kim Il Sung. Keduanya saling melakukan kunjungan, bahkan Soekarno menghadiahi Kim dengan bunga anggrek yang ia namakan Kim Il Sungia.

"Saat berkunjung ke Pyongyang tahun 1964, Soekarno kagum melihat negara yang populasi kecil tapi mandiri. Keduanya saling respect," ungkap Irawan.

Menurut Irawan hubungan ini perlu kembali dipupuk, salah satunya dengan mengundang kembali pemimpin Korea Utara ke Indonesia.

"Mungkin Presiden Prabowo bisa mengundang Kim Jong Un ke sini dan ajak ke bogor," kata dia.

Dikatakan Irawan, momentum ini penting karena Kim Jong Un sedang berusaha membuka diri, ini tampak dari kunjungan yang dilakukan Kim ke Rusia.

Irawan mengatakan, Prabowo yang merupakan Menteri Pertahanan RI bisa menggunakan pengalamannya untuk mendorong military diplomacy dengan Korea Utara.

"Saya kira Korea Utara ini memang butuh kita perhatikan, mengajak mereka berperan menjaga stabilitas nasional," ujarnya.

Dia menggarisbawahi diplomasi yang ditempuh Prabowo akan tetap pada prinsip kebijakan luar negeri Indonesia, yang bebas aktif dan mendukung stabilitas perdamaian.

"Di bawah pemerintahan Prabowo kita akan mempertahankan sikap ini. Sering sekali Prabowo berkata bahwa one thousand friends are too few, one enemy is too many," tambahnya.

Webinar yang diikuti oleh ratusan peserta ini menghadirkan sejumlah narasumber ternama di antaranya Ketua Umum AIHII Agus Haryanto, Dosen Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan Ratih Indraswari dan Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Hariyadi Wirawan.

Diskusi daring tersebut membicarakan mengenai ketegangan militer di Asia Timur, berfokus pada perkembangan senjata nuklir Korea Utara dan dampaknya pada stabilitas dan keamanan kawasan, serta bagaimana Indonesia menempatkan diri dalam situasi tersebut.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya