Berita

Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng/Net

Publika

Perekrutan Pegawai Direktorat Risiko Pertamina Baiknya Jangan di Masa Transisi

SABTU, 25 MEI 2024 | 08:32 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

PUBLIK ramai sudah tahu bahwa Pertamina memang menghadapi risiko keuangan yang tidak ringan, bahkan cenderung berat. Terutama sekali berasal dari utang yang sekarang mencapai 809 triliun rupiah, peringkat sebagian utang Pertamina sudah menurun.

Ada beberapa hal yang membuat Pertamina akan menghadapi risiko keuangan di antaranya:

1) Banyaknya proyek Pertamina dibiayai dengan utang dalam mata uang asing, terutama global bond.

2) Adanya depresiasi mata uang rupiah dan stabilitas harga minyak mentah yang kurang terprediksi dengan baik.

3) Ada masalah geopolitik seperti perang Rusia Ukraina yang mengganggu proyek strategis seperti proyek kilang Tuban dan lain-lain.

Namun keputusan membentuk Direktorat Manajemen Risiko harus dipersiapkan secara matang dan jangan terburu-buru. Karena ini adalah direktorat strategis.

Bayangkan nanti semua orang harus melapor dan seizin Direktur Risiko jika mengambil utang, merencanakan proyek, pelaksanaannya dan evaluasi proyeknya. Ini tentu sudah mengambil separuh peran Direktur Utama.

Selain itu, Direktorat Risiko akan merekrut ratusan orang untuk seluruh holding, sub holding yang akan menjabat sebagai Dirut, Wadirut, Dewan Komisaris, Komisaris, dan jabatan tinggi lainnya dalam direktorat tersebut. Ini tentu harus diseleksi dengan cermat agar nanti lembaga ini mumpuni.

Selain itu juga, direktorat baru pasti memerlukan dana besar karena adanya jabatan tinggi baru dan fasilitas lainnya dalam jabatan tersebut. Semuanya harus direncanakan dengan baik.

Aspek politik yang juga harus diperhitungkan adalah pemerintahan sedang dalam transisi.

Prabowo-Gibran Presiden dan Wakil Presiden terpilih pasti memperhatikan dengan cermat perkembangan Pertamina. Karena Pertamina memiliki ikatan sangat kuat dengan APBN, yakni subsidi dan kompensasi yang mendekati Rp500-an triliun.

Jadi jika direktorat ini benar dibentuk, tentu saja Prabowo-Gibran akan memberikan perhatian. Sebab ini sangat berkaitan dengan ketahanan energi, ketahanan nasional, ketahanan APBN dan keselamatan rakyat ke depan.

Jadi, ojo kesusu, ini harus alon-alon asal kelakon dan menunggu petunjuk.

Penulis adalah Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI)

Populer

Politikus Demokrat Usul Legalisasi Judol Buat Tambah Uang Negara

Senin, 17 Juni 2024 | 18:58

Pengamat: Kembalikan Citra, Hery Gunardi Pantas Dicopot Jadi Dirut BSI

Sabtu, 22 Juni 2024 | 19:46

Preview Belgia Vs Slovakia: Hati-hati Pancingan Emosi

Senin, 17 Juni 2024 | 16:59

Bermain Imbang Tanpa Gol, Laga Prancis Vs Belanda Diwarnai Kontroversi

Sabtu, 22 Juni 2024 | 04:09

Bey Ingatkan Gen Z Tak Jadikan Lansia Tulang Punggung Keluarga

Kamis, 20 Juni 2024 | 06:00

Bey Perintahkan Pemkot Bandung Pulihkan Sungai Citarum

Kamis, 20 Juni 2024 | 03:00

Wali Kota Semarang Gratiskan Biaya di 41 SMP Swasta

Minggu, 23 Juni 2024 | 00:46

UPDATE

Kalkulasi Politik PKS Dipertanyakan Usai Usung Anies-Sohibul Iman

Rabu, 26 Juni 2024 | 12:04

Kim Jong Un Butuh AS untuk Pertahankan Kekuasaan

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:44

Daging Kurban Asal Indonesia Dibagikan ke Pengungsi Palestina

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:37

Situs Web Setkab dan KPK Down!

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:34

Sandi Uno Telusuri Bakar Sound System di Pasar Kemis

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:28

11 Parpol Tolak Penghitungan Ulang Surat Suara di Lahat

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:25

Demo di KPK, PP Himmah Minta Mensos Risma Cs Diperiksa

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:15

Pilkada Jakarta, Makin Jelas atau Tambah Ruwet

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:12

NTT Diguncang Gempa M 3,8

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:08

Jokowi Diduga Hidupkan Kembali Kartu Politik Anies

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:05

Selengkapnya