Berita

Gedung Mahkamah Konstitusi/Ist

Publika

MK Versus Amicus Curiae Universitas

OLEH: TONY ROSYID
KAMIS, 18 APRIL 2024 | 02:01 WIB

BANYAK pihak yang mengkritik proses pemilu. Sekedar membuka kembali daya ingat kita terhadap film dokumenter berjudul "Dirty Vote". Ini hasil riset, kata para produsernya. Dalam film ini diungkapkan secara sistematis bagaimana kecurangan Pemilu 2024 itu dilakukan secara terstruktur, by design, dan masif. Ceritanya cukup detail. Kebetulan, tiga inisitor sekaligus pemain film "Dirty Vote" adalah para akademisi dan peneliti yang sangat ahli di bidang hukum.

Selain membuat film, mereka juga berbicara, bahkan dengan teriakan nyaring di berbagai forum. Mereka menantang siapa saja yang ingin membantah isi film "Dirty Vote" itu. Kesimpulannya: "tak ada satupun yang membantah", kata mereka.

Tidak kalah beraninya, podcast "Bocor Alus" Majalah Tempo juga menguaraikan hasil investigasi jurnalistiknya. Mereka bahkan secara detail membongkar struktur kecurangan melalui dialog dan instruksi kekuasaan untuk melakukan kampanye buat paslon tertentu. Dari tingkat pusat, hingga tingkat daerah. Datanya cukup detail. Bahkan person to person. Mendengar podcast "Bocor Alus" seperti kita disuguhi bacaan berupa cerpen.

Tak kalah dengan "Dirty Vote" dan "Bocor Alus", para guru besar dari berbagai universitas juga melakukan kritik dan protes terhadap jalannya pemilu. Bobrok, kata mereka. Kritisisme para guru besar rupanya menular ke para mahasiswanya. Mereka turun ke jalan, ikut melakukan protes. Tapi, jumlahnya gak terlalu banyak. Mahasiswa era reformasi nampaknya beda dengan mahasiswa era Orde Baru. Kalah militan. Mungkin karena sekarang terlalu banyak fasilitas.

Apakah hasil riset "Dirty Vote", investigasi "Bocor Alus" dan "kritik" para akdemisi, termasuk guru besar" tentang pemilu curang dapat menjadi bukti sampai tingkat TSM di Mahkamah Konstitusi (MK)? Bagaimana jawaban anda?

Baru-baru ini, setidaknya ada mahasiswa dari empat universitas yang mengajukan amicus curiae. Ini bahasa hukum. Bahasa awamnya: "Sahabat Mahkamah Konstitusi". Disingkat lagi: "Sahabat MK". Masak, sebagai sahabat tidak memperhatikan harapan sahabatnya. Kira-kira itu pesan yang ingin disampaikan. Empat universitas itu adalah UGM, Undip, Airlangga dan Unpad. Apa harapannya? "Pemilu Ulang dan Diskualifikasi 02". Ah, ngarep!

Sebelumnya, ada sejumlah akademisi dari berbagai universitas yang juga mengajukan diri sebagai amucus curiae. Selain akademisi, ada sejumlah seniman, bahkan Megawati juga ikut mengajukan.

Apakah amicus curiae dari berbagai pihak ini berpengaruh? Apakah para hakim MK akan memperhatikan harapan para akdemisi dan juga mahasiswa dari berbagai universitas itu? Apakah suara seniman itu terdengar? Ini soal nyali dan integritas para hakim MK. Dari sini keputusan itu akan dibuat.

Kalau melihat dari komposisi para hakim MK sekarang ini, saya hanya akan menjawab dengan senyum. Apa arti senyum itu? Tunggu hari Senin tanggal 22 April nanti. Senyum saya ini pernah terjadi sekitar tiga bulan sebelum putusan MK terkait gugatan umur capres-cawapres. Paham?

Masak penguasa mau dikalahkan oleh amicus curiae? Eh, maksud saya MK. Tidak semua sahabat berpengaruh pada sahabatnya. Apalagi, sahabat dadakan.

Penulis adalah pengamat politik dan pemerhati bangsa




Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Alvin Lim Protes Izin Galangan Kapal Panji Gumilang

Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:56

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Ini Deretan Alasan Wantim Golkar Jagokan Zaki Iskandar

Jumat, 17 Mei 2024 | 22:04

Ambil Formulir ke PDIP, Ijeck Tegaskan Siap Maju di Pilgubsu 2024

Jumat, 17 Mei 2024 | 22:04

Khofifah: Mandat Golkar Sangat Berharga

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:58

Menangis Baca Pledoi di PN, Azlansyah Mengaku Menyesal Diperintah Senior di KPU dan Bawaslu

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:48

Wantim Golkar DKI: Zaki Kualitas Bagus!

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:44

Airlangga Klaim Khofifah-Emil Sudah Direstui KIM untuk Pilgub Jatim

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:42

KI Pusat Soal RUU Penyiaran: Wartawan Tidak Boleh Dihalang-halangi

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:40

Airlangga Resmi Beri Mandat Khofifah-Emil Dardak

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:38

Ini Besaran Santunan Rumah Rusak Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Sumbar

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:35

KI Pusat Bersiap Menyusun Indeks Keterbukaan Informasi Publik 2024

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:24

Selengkapnya