Berita

Seorang biksu muda Tibet melihat ponselnya di luar kuil Nanwu di Kangding, sebelah barat provinsi Sichuan, Tiongkok, 2 April 2008./RFA

Dunia

Tiongkok Memblokir Domba Tibet yang Populer

JUMAT, 12 APRIL 2024 | 01:28 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Pemerintah Tiongkok menutup sebuah blog populer berbahasa Tibet dengan alasan melanggar hak cipta. Penutupan ini membuat marah warga Tibet termasuk yang tinggal di pengasingan yang selama ini mengandalkan blog tersebut untuk mengakses konten Tibet.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada tanggal 2 April lalu, pengelola Luktsang Palyon, atau Domba Tibet, mengatakan website tersebut dan blog WeChat terkait telah diblokir pihak berwenang karena diduga melakukan pelanggaran hak cipta. Pengelola “Domba Tibet” telah mengajukan banding resmi kepada pihak berwenang untuk memulihkan website itu lagi.

“Pemerintah telah sepenuhnya memblokir akses ke Luktsang Palyon,” kata pengelola yang tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan seperti diberitakan Radio Free Asia (RFA).

Selama beberapa tahun terakhir, pihak berwenang Tiongkok telah meningkatkan upaya membatasi penggunaan bahasa Tibet dengan melakukan tindakan keras terhadap blog, sekolah, website, platform media sosial, dan aplikasi terkait, seiring dengan upaya Beijing untuk terus menerapkan kebijakan asimilasi di Tibet.

Meskipun administrator telah secara resmi meminta pihak berwenang membatalkan perintah tersebut, kecil kemungkinan situasinya akan berubah, kata seseorang di Tibet yang mengetahui masalah ini dan juga menolak disebutkan namanya.

Jika dipulihkan, Luktsang Palyon akan menjamin hak-hak penulis ditegakkan. Namun jika permintaan tersebut ditolak, pihaknya akan “sepenuhnya mematuhi keputusan pemerintah,” kata pengelola Dodmba Tibet lagi.

Platform ini juga menekankan pentingnya perlindungan hak cipta dan keaslian konten yang dipublikasikan di blognya.

Didirikan pada bulan Maret 2013, Luktsang Palyon fokus pada topik-topik yang berkaitan dengan bahasa dan budaya Tibet dan telah membangun komunitas pembaca setia sebagai sumber tulisan-tulisan orang Tibet baik di dalam maupun di luar Tibet.

Ia telah menerbitkan sekitar 10 ribu konten pendidikan, artikel dan cerita Tibet, lirik musik, terjemahan Tibet-Mandarin, dan konten audio.

“Menutup platform ini merupakan kerugian besar dan keprihatinan bagi komunitas ilmiah Tibet karena platform ini terus menjadi sumber akses terhadap konten,” kata Beri Jigme Wangyal, seorang profesor sastra dan penulis di Universitas Pusat Studi Tibet di Varanasi, India.

Pihak berwenang telah memblokir platform online berbahasa Tibet lainnya dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2022, aplikasi pembelajaran bahasa Talkmate yang berbasis di Tiongkok dan layanan streaming video Bilibili menghapus bahasa Tibet dan Uyghur dari situs mereka menyusul arahan yang dikeluarkan oleh otoritas Tiongkok.

Belakangan di tahun yang sama, pembuat aplikasi berbagi video pendek berbahasa Tibet bernama GangYang menutupnya karena alasan keuangan.

Namun, kelompok hak asasi manusia mengatakan langkah tersebut kemungkinan besar dipicu oleh perintah pemerintah Tiongkok untuk menutup aplikasi tersebut ketika pihak berwenang meningkatkan upaya untuk membatasi warga Tibet menggunakan bahasa mereka sendiri.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

UPDATE

Gegara Israel, World Central Kitchen Hentikan Operasi Kemanusiaan di Gaza

Minggu, 01 Desember 2024 | 10:08

Indonesia Harus Tiru Australia Larang Anak Akses Medsos

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:58

Gaungkan Semangat Perjuangan, KNRP Gelar Walk for Palestine

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:36

MK Kukuhkan Hak Pelaut Migran dalam UU PPMI

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:18

Jet Tempur Rusia Dikerahkan Gempur Pemberontak Suriah

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:12

Strategi Gerindra Berbuah Manis di Pilkada 2024

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:53

Kubu RK-Suswono Terlalu Remehkan Lawan

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:40

Pasukan Pemberontak Makin Maju, Tentara Suriah Pilih Mundur dari Aleppo

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:30

Dirugikan KPUD, Tim Rido Instruksikan Kader dan Relawan Lapor Bawaslu

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:06

Presiden Prabowo Diminta Bersihkan Oknum Jaksa Nakal

Minggu, 01 Desember 2024 | 07:42

Selengkapnya