Berita

Dok Foto/Net

Bisnis

Kebutuhan Daging Meningkat, Tak Ada Jalan Selain Impor

SELASA, 05 MARET 2024 | 17:07 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2023, proyeksi kebutuhan daging sapi dan kerbau tahun ini meningkat menjadi 816.790 ton.  

Angka itu naik 9,81 persen dari tahun 2022 sebesar 736.662 ton. Sedangkan produksi daging sapi dan kerbau dalam negeri hanya sebanyak 442.690 ton untuk tahun 2023.

Menjelang Bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445 H, kebutuhan itu terus meningkat sementara produksi dalam negeri tak mencukupi, sehingga impor daging menjadi satu-satunya jalan guna menutupi kekurangan sekitar 400 ribu ton.


“Untuk menyeimbangkan demand dan supply mengingat daging ini kebutuhan pokok maka pemerintah terpaksa harus impor. Memang produksi daging kita saat Ramadan masih kurang mencukupi,” ujar Anggota Dewan Pakar Gerindra Bambang Haryo Soekartono, Selasa (5/3).

Menurut Anggota DPR periode 2014-2019 itu, jika tidak segera dilakukan impor akan mengganggu mata rantai ekonomi. Pasalnya, banyak turunan makanan kita yang berbahan baku daging.

“Daging masuk kebutuhan pokok karena banyak olahan makanannya. Kalau daging tidak ada, dampaknya bisa jauh lebih besar, ekonomi anjlok. Makannya impor itu untuk stabilisator harga,” jelasnya.

Selain itu, langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah mengawasi harga eceran tertinggi (HET) daging ke konsumen yang saat ini mencapai Rp134 ribu.

Selain itu, lanjut BHS akrab disapa, hadirnya daging impor ini juga tidak menghancurkan daging lokal.

Sejauh ini, pemerintah sudah menetapkan kuota impor kepada perusahaan baik BUMN maupun swasta.

Kendati ada keluhan dari importir daging perihal penetapan kuota tersebut, BHS menyerahkan ke Kementerian Perdagangan dan Badan Pangan Nasional (Bapanas).

“Itu (kuota impor) urusannya Kemendag, yang pasti impor daging ini untuk stabilkan harga,” tandasnya.

Di lain sisi, Anggota Komisi IV DPR Fraksi PKS Hermanto justru menyoroti kegagalan produksi daging dalam negeri yang menyebabkan angka impor selalu naik setiap tahun.

Menurut Hermanto, kebijakan impor daging itu dianggap merugikan peternak lokal.      

“Pemerintah mesti prioritaskan pemenuhan kebutuhan daging melalui produk daging domestik,” kata Hermanto.

Lanjutnya, impor daging merupakan bentuk ketidakberpihakan pemerintah kepada peternak domestik.

“Permintaan daging yang meningkat jelang ramadhan mestinya kesempatan bagi peternak meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan,” tegas dia.

“Permintaan daging meningkat tidak serta merta dipenuhi melalui impor. Mestinya pemerintah prioritaskan menyerap daging domestik untuk memberikan kesempatan peternak mengambil untung,” pungkas Hermanto.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya