Berita

Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam/Ist

Politik

Politik Balas Budi Sangat Terasa Jelang Pilkada 2024

SELASA, 05 MARET 2024 | 06:57 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

. Menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, politik balas budi dianggap masih sangat kental dan semakin terasa mendekati November 2024 mendatang.

Menurut Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, dalam pelaksanaan Pilkada 2024 nanti akan ada semacam barter politik.

"Menatap pelaksanaan pemilihan kepala daerah November mendatang, maka politik balas budi masih sangat kental dan terasa mendekati November 2024," kata Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (5/3).

Barter politik dimaksud, kata Saiful, misalnya jika saja Anies Baswedan dan partai politik (parpol) pengusungnya bersedia legawa dengan hasil Pilpres 2024, maka bisa jadi Anies akan tetap didukung maju sebagai gubernur.

"Selain itu Ridwan Kamil misalnya bisa jadi dengan mudah untuk mendapatkan tiket pilgub baik di Jabar ataupun di DKI. Tidak hanya itu, Kaesang yang merupakan anak dari Jokowi juga bisa jadi sedang dipersiapkan untuk Pilgub DKI maupun Pilgub Jateng," terang Saiful.

Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini menilai, ketika ada deal-deal tertentu dari hasil pilpres, maka juga akan berpengaruh kepada kandidat yang akan berkontestasi di pilkada.

"Semua sudah ancang-ancang, karena tidak lama lagi setelah pemilu usai dan mulai meredup, maka akan beralih ke pilkada yang tentu suasananya akan semakin memanas ditingkatan lokal. Bisa jadi sudah terjadi transaksi dan kesepakatan-kesepakatan politik tertentu antar parpol," tutur Saiful.

Bahkan, kata Saiful, tidak menutup kemungkinan juga akan ada barter politik berupa pemberian jabatan-jabatan di kementerian, sehingga tidak perlu ikut andil dalam kontestasi pilkada mendatang.

Mengingat, semua parpol sedang menimbang untung dan ruginya, terlebih lagi terhadap kemungkinan kemenangan atau kekalahan kandidat yang akan diusungnya.

"Kemungkinan besar para kontestan sudah mulai menjajaki dan bahkan sudah melancarkan segenap kekuatan yang menguntungkan bagi dirinya," kata Saiful.

"Waktunya tidak lama lagi, sehingga tidak cukup waktu untuk menunggu, sehingga para kandidat potensial sudah mulai mengatur strategi untuk tidak hanya mendapatkan tiket namun tentu bagaimana cara untuk dapat memenangkan pertarungan dalam pilkada mendatang," pungkas Saiful.



Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya