Berita

Ilustrasi/Net

Dahlan Iskan

Penduduk Turun

KAMIS, 18 JANUARI 2024 | 05:00 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

SELAMA tahun 2023 penduduk Tiongkok turun dua juta orang. Tahun lalu juga turun: 900.000 orang. Berarti dua tahun berturut-turut jumlah penduduk Tiongkok menurun.

Begitulah biro pusat statistik di sana mengumumkan data terbarunya kemarin. Dengan demikian jumlah penduduk Tiongkok masih di kisaran 1,4 miliar orang.

Anda pun sudah tahu: jumlah penduduk Tiongkok tidak pernah turun. Sejak tahun 1961. Sejak zaman Ketua Mao Zedong. Maka apa yang terjadi dua tahun terakhir sangat bersejarah.


Memang Tiongkok mulai gelisah soal penurunan jumlah penduduk itu. Berarti 20 tahun lagi jumlah anak muda sangat menurun.

Muda, dalam ilmu ekonomi, sering diterjemahkan sebagai produktif. Maka ke depan jumlah yang produktif berkurang banyak.

Sedang yang sekarang muda akan menjadi tua –baca: kurang produktif. Selama ini lima orang produktif membiayai 2 orang yang kurang produktif. Ke depan dua orang produktif membiayai lima orang tua.

Tapi Tiongkok tidak menyesali kebijakan lamanya: hanya boleh punya satu anak. Tanpa itu Tiongkok tidak akan mencapai kemajuan ekonomi seperti yang kita saksikan sekarang.

Lihatlah India sekarang. Tiap 20 hari penduduknya bertambah 1 juta orang. Berarti dalam setiap tiga bulan India tambah satu 'satu Singapura.

Penurunan jumlah penduduk Tiongkok akan terus terjadi. Pun ketika aturan hanya boleh punya satu anak sudah dicabut. Anak-anak muda di sana, saya tahu: pilih punya keluarga kecil. Bahkan tidak berkeluarga.

Tentu kita juga berharap India ikut tren dunia itu: generasi mudanya hanya ingin punya keluarga kecil. Kalau tidak, alangkah Indianya dunia nanti. Sekarang saja jumlah penduduk India sudah mengalahkan Tiongkok.

Penduduk Islam India pun, dengan berbagai pengekangan saat ini, masih akan menjadi terbesar di dunia. Tahun 2040 nanti jumlah orang Islam di India mencapai 330 juta orang.

Di India kelompok Islam termasuk yang perkembangan jumlahnya paling besar –secara persentase: 14 persen. Sedang penduduk yang Kristen paling rendah pertumbuhannya.

Mungkin saja komposisi umur penduduk tidak relevan lagi di masa depan. Proporsi berapa orang produktif menghidupi berapa orang yang tidak produktif adalah berdasar teori ekonomi model lama. Yakni ketika produktivitas masih diukur dari kekuatan fisik.

Bisa jadi yang tidak produktif besar tapi penggunaan robot kerja  juga kian besar. Apalagi AI akan lebih banyak mengendalikan produktivitas.

Bonus demografi bisa tidak banyak punya arti.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya