Berita

Salamuddin Daeng/RMOL

Publika

Siapkah Indonesia Menjadi Super Power?

RABU, 17 JANUARI 2024 | 11:52 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

DEMIKIKIAN judul artikel Financial Times, sebuah koran ekonomi dan keuangan yang sangat terkemuka saat ini. Mereka mencurigai, melihat bahwa Indonesia tengah mempersiapkan diri menjadi super power baru. Itu dibaca dari semua usaha usaha pembangunan Indonesia setidaknya dua dasawarsa terakhir.

Terbaru sebelum pertemuan G20 Menteri dalam negeri Inggris secara khusus mendatangi Kementerian kehutanan Indonesia untuk menyematkan gelar Indonesia climate change super power. Ini bukan gelar gelaran, atau omon omon, ini merupakan sebuah kepercayaan besar bahwa Indonesia adalah pemegang kunci bagi keseimbangan global baru. Indonesia adalah kekuatan penentu agar semua negara didunia dapat digerakkan ke dalam agenda perubahan iklim-transisi energi-net zero emission.

Siapkah Indonesia menjadi super power, is Indonesia finally Set to Become Economic Super Power? Financial Times menggambarkan peta jalan yang dilalui Indonesia, negara yang dengan cepat melewati negara negara lainnya di dunia dalam ukuran ukuran ekonomi, dan memperlihatkan kerja keras ambisius yang dilakukan pemerintahannya.

Sejak keanggotaannya di G20 negara dengan panjang 6000 km ini perlahan lahan keluar dari krisis 1998, melewati dinamika demokrasi liberal yang menguras tenaga dan emosi, sampai akhirnya memperlihatkan kekuatan ekonominya pada dunia. Puncaknya adalah Indonesia sebagai presidency atau kepemimpinan G20  gabungan negara dengan Gross Domestic Product (GDP) terbesar di dunia.

Tahun 2004 indonesia masih berada pada urutan 14 dunia dalam ukuran  GDP constant prices and at purchasing power parity ($bn in 2017 values). Tahun 2014 negara dengan kekayaan alam terlengkap di dunia ini  naik ke urutan 10 dunia dan tahun 2024 kembali melewati negara negara lainnya naik ke urutan ke 7 dibawah Rusia dan Jerman. Namun 2028 nanti diperkirakan ekonomi Indonesia dalam indikator tersebut akan melewati Rusia atau bahkan melewati Jerman.

Pencapaian Indonesia di masa mendatang sangat ditentukan oleh seberapa besar usaha-usaha dalam melakukan industrialisasi nasional melalui hilirisasi sumber daya alam, mengoptimalkan kekuatan digital sebagai daya dorong penataan sistem keuangan baru yang terbuka dan transparan, dan memaksimalkan posisinya sebagai climate superpower sebuah kekuatan diplomasi yang besar.

Pemilu 2024 telah menjadi medan pertarungan gagasan bagi terpilihnya pemimpin yang memiliki watak nasionalis progresif, dengan misi sungguh sungguh melakukan industrialisasi nasional dan tahan banting terhadap tekanan tekanan asing yang sering kali tidak fair. Mengapa? Karena tidak semua negara industri  di dunia setuju dengan agenda nasional Indonesia.

Mereka akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk menggagalkannya. Mereka ingin indonesia hanya sebagai penjual bahan mentah yang harganya tidak lebih mahal dari tanah uruk. Dan agen agen asing itu ada di sekitar kita, lihatlah kata katanya selalu berusaha meremehkan bangsa sendiri.
 
Allah Tuhan Yang Maha Kuasa akan menggilirkan power/daya/kekuatan/kekuasaan diantara bangsa bangsa di muka bumi. Itu telah tertulis dan menjadi hukum sejarah manusia. Sejarah yang senantiasa dialektis, peradaban yang senantiasa dinamis.

*Penulis adalah Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI),pengamat ekonomi politik

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya