BAGAIMANAKAH elektabilitas para capres saat ini setelah debat yang ketiga di bulan Januari 2024? Inilah pertanyaan yang paling seksi.
Saya menonton dengan seksama debat yang lebih dari 2 jam antara Anies, Prabowo dan Ganjar, untuk tema mengenai Hubungan Internasional, Pertahanan, Keamanan dan Geopolitik. Tinggal 36 hari lagi menjelang pencoblosan, 14 Febuari 2024.
Kita lihat dulu posisi elektabilitas mereka sebelum Debat Capres yang ketiga, setidaknya dari dua lembaga. Di ujung bulan Desember 2023, saya kutip data pertama dari LSI Denny JA.
sebelum Debat Capres yang ketiga, dukungan kepada Prabowo- Gibran sebesar 43,3%. Rangking ke- 2: Anies Baswedan dengan Muhaimin di angka 25,3%. Lalu Ganjar - Mahfud di angka 22,9%.
Prabowo- Gibran unggul telak sekali. Jarak dan selisih elektabilitas mereka lebih dari 17% dibandingkan dua kompetitornya.
Data kedua dari Lembaga CSIS. Di ujung Desember 2023, lembaga ini juga mengeluarkan hasil survei, dengan angka yang mirip-mirip sekali.
Dalam survei CSIS, Prabowo- Gibran 43,7% . Lalu Anies-Muhaimin 26,1%. Kemudian Ganjar - Mahfud: 19,4%. Baik LSI Denny JA, ataupun CSIS, sama hasilnya. Prabowo- Gibran unggul telak di angka 43% lebih.
Sama juga hasilnya. Jarak antara Prabowo-Gibran dengan dua kompetitornya di atas 17%.
Mengapa antara LSI Denny JA dan CSIS hasilnya mirip? Dua lembaga ini sama sekali tak ada komunikasi mengenai elektabilitas capres, bahkan mengenai apapun.
Hasilnya mirip karena dua lembaga ini melakukan survei di momen yang sama, dengan metodologi yang SAH , yang sama.
Itulah hasil dari ilmu sosial yang unggul. Jika sama metodologinya, dan sama juga momennya, maka hasilnya pun akan mirip-mirip.
LSI Denny JA juga mempunyai data lain yang penting. Di samping tingkat elektabilitas pasangan, LSI Denny JA juga menyoroti variabel lain yang penting, yang membentuk elektabilitas individual.
Ini datanya. Prabowo sudah dikenal lebih dari 95% populasi. Ini tingkat pengenalan yang tinggi sekali. Premium. Sementara Anies dan Ganjar dikenalnya masih di bawah 95%.
Tingkat kesukaan publik atas Prabowo juga di atas 80%. Ini juga angka favourability yang sangat tinggi sekali. Sementara Anies dan Ganjar, yang suka padanya di bawah bahkan 75%.
Selama saya melakukan survei sejak Pilpres tahun 2004, sejak Pilpres yang pertama yang dipilih rakyat secara langsung, yang pernah masuk dalam kategori premium ini, dikenal di atas 95% disukai di atas 80%, baru bisa dicapai oleh dua orang saja.
Yaitu SBY di tahun 2009, ketika ia menang Pilpres satu putaran saja. Dan Jokowi tahun 2018, ketika ia menang Pilpres untuk kedua kalinya.
Lalu bagaimana dengan pengaruh debat capres? Seberapa besar debat itu berpengaruh?
LSI Denny JA melakukan survei di bulan Desember 2023. Saat itu, survei juga merekam perdebatan capres sebelumnya.
Ini mengulangi tradisi dan data 5 tahun yang lalu. Setiap pilpres, LSI Denny JA melalukan survei, yang juga berisi data soal debat capres.
Ternyata yang menonton debat itu sebanyak 47,5% dari populasi pemilih Indonesia. Tapi tak semua menonton penuh. Ada yang menonton debat capres hanya satu menit saja, 5 menit saja, di bawah 10 menit.
Yang menonton debat secara penuh, dari awal hingga akhir, hanya 31% saja dari yang mengaku menonton debat capres. Jika angkanya dikalikan, yang menonton debat capres secara PENUH hanya 14 sampai 15% saja dari populasi pemilih.
Lalu dari yang populasi yang menonton penuh debat presiden itu, seberapa banyak setelah menonton, mereka mengubah pilihan mereka?
Ini datanya. Ternyata hanya 22,2% saja yang mengubah pilihannya dari yang menonton debat secara penuh. Karena yang menonton penuh itu hanya 14-15% saja, maka yang mengubah pilihannya setelah menonton debat hanya 2% sampai 3% saja.
Perubahan ini terjadi untuk semua kategori. Yaitu dari yang memilih menjadi tak mau memilih. Dan sebaliknya. Juga dari capres A, B, dan C, yang bertukar posisi memilih capres lain.
Setelah debat ini pun, tak banyak elektabilitas capres yang berubah. Kita bisa buat hipotesis. Di awal Januari 2024, elektabilitas Prabowo- Gibran masih di kisaran 43% lebih.
Kini, pasangan Prabowo- Gibran hanya membutuhkan 7% saja tambahan suara untuk menang satu putaran.
Katakanlah jika Prabowo- Gibran gagal menang satu putaran, maka yang muncul di putaran kedua, satu tiket lagi akan diperebutkan oleh pasangan Anies atau pasangan Ganjar.
Tapi baik Anies ataupun Ganjar, mereka membutuhkan dukungan tambahan 8% sampai 10% lagi untuk lolos ke putaran kedua.
Ini situasi elektabilitas capres hari- hari ini, 36 hari menjelang hari pencoblosan. Bagi Prabowo- Gibran untuk menang satu putaran saja, hanya butuh tambahan 7%.
Tapi untuk Anies atau Ganjar, untuk mereka masuk lolos ke putaran kedua, mereka membutuhkan persentasi yang lebih besar lagi : 8% Hingga 10%.
Tahun baru 2024 membawa kabar, Prabowo- Gibran di ambang kemenangan, baik menang satu putaran, atau menang dua putaran.
*Penulis adalah pendiri LSI Denny JA