Berita

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, memberikan pernyataan kepada awak media di kantor DPP PDIP, Jakarta. Sabtu (6/1)/RMOL

Politik

PPP "Dibajak", PDIP Singgung Etika Politik

MINGGU, 07 JANUARI 2024 | 00:23 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Partai Demokrasi Indonesia  Perjuangan (PDIP) meyakini Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih solid dalam memenangkan pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, pada Pilpres 2024.

Soal pihak-pihak yang mengatasnamakan Pejuang PPP mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang dihadiri Ketua TKN paslon nomor urut 2, Rosan Roeslani, dinilai sebagai bentuk ketidaketisan dalam politik.

"Ini bukan persoalan solid atau tidak, ini persoalan etika," tegas Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, saat jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (6/1/).


Hasto menilai PPP merupakan partai yang memiliki akar sebelum kemerdekaan RI.

"Sehingga ketika saya melihat Pak Rosan selaku Ketua TKN Prabowo-Gibran mengumumkan adanya kader pelopor PPP yang menyampaikan dukungan ini sebenarnya menyangkut masalah etis. Ini merupakan upaya-upaya politik devide et impera zaman kolonialisme Belanda yang seharusnya tidak dilakukan," kata Hasto.

Menurut Hasto, Rosan sepertinya lupa tentang perjuangan PPP sehingga ini justru semakin mengobarkan semangat juang kader-kader partai berlambang Kabah itu karena perilaku tidak etis.

"Pak Rosan, Ketua TKN Prabowo-Gibran, sepertinya akan menghilangkan sejarah dari Partai Kabah yang telah eksis membangun demokrasi, termasuk saat itu melawan pemimpin otoriter dari Pak Harto, sehingga kami sangat menyesalkan terhadap pengumuman dari saudara Rosan," jelas Hasto.

"Kami membela PPP, Perindo, dan Hanura, karena kami satu kesatuan kebenaran, satu kesatuan kekuatan yang berasal dari rakyat. Dan itu sekali lagi menunjukkan kepanikan dari kubu 02 sehingga sampai melakukan cara-cara politik kotor yang melakukan pembelahan seperti itu," sambungnya.

Sementara itu, politikus muda PDIP Aryo Seno Baskoro menilai saat ini terjadi situasi politik yang tak beradab dan niretika. Menurut dia, anak muda saat ini sudah melek politik sehingga ke depannya akan bergerak melawan pihak-pihak yang tak punya etika.

"Kami berterima kasih malah dengan kemudian berbagai tantangan dan upaya memecah belah, adu domba itu, hari ini kawan-kawan PPP semakin solid dan semakin kuat bergerak. Ada tokoh-tokoh yang sangat monumental dalam PPP saat ini dan kemudian wakil anak-anak muda," jelas Seno.

Menurut Seno, dalam politik tidak hanya bicara tentang menang kalah, tetapi juga ada proses etika dan kepantasan. Anak muda, lanjut dia, menghargai norma-norma itu dalam proses, terutama untuk memenangkan ideologi dan memenangkan Ganjar-Mahfud.

"Bagi kami untuk anak-anak muda Indonesia ini adalah salah satu bentuk teladan yang tidak etis dalam hal dukung mendukung politik di Indonesia hari ini. Di mana kita sebenarnya sangat menghidupkan teladan-teladan politik yang baik, teladan-teladan politik yang kompak, dan teladan-teladan politik yang dekat dengan rakyat, sebagaimana yang terus kami upayakan di TPN Ganjar-Mahfud dan di PDIP," papar Seno.

Terakhir, Hasto menambahkan, dalam berbagai teori kepemimpinan, pemimpin itu juga melahirkan kultur. Jika pemimpinnya emosional menempatkan etika "ndasmu", maka di bawahnya juga hal yang sama terjadi.

"Jadi, dari jawaban dari Bung Seno tadi sangat jelas bahwa kebenaran dalam politik, etika itu kami kedepankan. Untuk itu Pak Prabowo sama Mas Rosan, monggo, jangan ragu-ragu kalau belajar etika dengan Bung Seno," ucap Hasto.

Selain Hasto dan Aryo, turut hadir saat jumpa pers, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah, serta kader muda PDIP Setiawan dan Anggi Pasaribu.

Populer

Korupsi Proyek Jalan di Sumut, KPK Buka Peluang Periksa Bobby Nasution

Sabtu, 28 Juni 2025 | 18:42

Alumni UGM Bergerak Ultimatum Rektor dan Dekan Pamerkan Ijazah Jokowi

Jumat, 04 Juli 2025 | 19:20

KPK Cekal 13 Orang ke LN Demi Usut Korupsi BRI

Senin, 30 Juni 2025 | 17:29

Amien Rais Beberkan Upaya Jokowi Ingin Bunuh Hanafi di Jalan Tol

Minggu, 29 Juni 2025 | 03:14

Pemecatan Beathor di BP Taskin Pertegas Kepalsuan Ijazah Jokowi

Minggu, 06 Juli 2025 | 10:01

21 Tahun Jokowi Berkuasa Tanpa Dokumen Jelas

Senin, 30 Juni 2025 | 08:20

Usai Ungkap Ijazah Jokowi Cetakan Pasar Pramuka, Beathor Diberhentikan BP Taskin

Kamis, 03 Juli 2025 | 13:13

UPDATE

OJK Blokir 17.026 Rekening Terafiliasi Judi Online

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:57

Istana Ungkap Alasan Target Pertumbuhan Ekonomi Dipangkas Jadi 5 Persen

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:53

Nasdem Kecewa Lifting Migas 2024 Meleset dari Target

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:48

Komisi III DPR Sahkan Pembentukan Panja RUU KUHAP

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:35

Bulog Jangan Main-Main, Surplus Beras Harus Diiringi Surplus Kesejahteraan

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:28

Anggito Abimanyu Belum Bisa Pastikan Tarif Trump Berdampak ke APBN

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:25

Penggunaan SAL untuk Pembiayaan Defisit APBN 2024 Belum Efisien

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:17

Klinik dan Apotek Desa Akan Terintegrasi Kopdes Merah Putih

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:15

Harga Emas Antam Naik Lagi, Intip Daftar Lengkapnya

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:10

Pesantren Tamansiswa Setelah Satu Abad Lebih

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:03

Selengkapnya